Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Upaya Gayatri Siapkan Nasabah di Pelosok Masuki Pasar Digital

        Upaya Gayatri Siapkan Nasabah di Pelosok Masuki Pasar Digital Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hari Ibu, atau hari emansipasi perempuan Indonesia tahun ini sudah melangkah jauh sejak Kongres Perempuan pertama di Yogyakarta tahun 1928. Sebuah perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Hari ini, tak hanya memiliki peran, perempuan Indonesia bisa dibilang telah menjadi tulang punggung perekonomian negeri ini.

        Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase perempuan yang bekerja di sektor informal, khususnya usaha kecil, mikro dan ultra mikro, sudah melebihi 50%, dan tentu saja memiliki peran signifikan dalam perekonomian dan sektor ketenagakerjaan.

        Gramindo Berkah Mandiri, sebuah koperasi yang  mengusung nama Gayatri (www.gayatrimicrofinance.com), dan beroperasi di Jakarta, Jogjakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, membuat sebuah gebrakan yang menohok.

        Koperasi yang berfokus pada pembiayaan usaha ultra mikro perempuan ini sudah mendistribusikan dana investasi lebih dari 200 miliar rupiah dalam tiga tahun usianya (berdiri pada 21 April 2018).

        Hal yang lebih mencengangkan lagi, angka kredit macet selama perjalanan itu adalah nol persen. Lancar, bagai jalan raya bebas hambatan.

        Pertumbuhan pesat ini tentu saja tak luput dari pantauan para pelaku pasar modal. Beberapa investor besar seperti Reliance Finance, Investree, dan beberapa bank perkreditan rakyat, telah menggandeng Gayatri untuk bersama-sama menyalurkan dana investasi untuk usaha ultra mikro yang jumlahnya tidak bisa dipandang enteng.

        Ada triliunan rupiah dana segar yang masih menganggur di pojok-pojok pasar modal, menunggu untuk didistribusikan ke masyarakat.

        Masalahnya, pasar modal menggunakan sistem sekuritas dan teknologi untuk menjamin keamanan dana yang juga dimiliki masyarakat pemodal ini. Akses ke teknologi dan informasi ini nyaris tak dimiliki sebagian besar pengusaha kecil, meskipun perangkat digitalnya sendiri sudah jadi bagian keseharian mereka.

        Di sinilah Gayatri mengambil peran. Setiap harinya ratusan Relationship Officer bergerak menemui nasabah dan calon-calon nasabah di pelosok kampung. Bukan sekedar untuk menawarkan solusi finansial, jajaran officer ini juga mengusung tanggung jawab yang lebih besar: pendampingan nasabah.

        Mulai dari membimbing mereka untuk melek digital, hingga advokasi untuk pengembangan usaha. Bukan pekerjaan tambahan yang ringan, namun kesiapan memasuki pasar digital adalah sebuah keharusan jika tak mau tergilas.

        Dan tak main-main, Gayatri pun telah menyiapkan sebuah ekosistem digital bagi nasabahnya dengan e-money linkaja, digital signature privyid, sistem pembukuan digital wargakoo, dan digital supply chain. Menjadi nasabah Gayatri, berarti masuk ke dalam ekosistem digital ini. Bisa karena biasa.

        "Kita buat para nasabah ini aktif di jaringan antarnasabah di ekosistem. Dengan begitu, mereka bisa saling membantu,” kata Andi Sasongko, co-founder sekaligus COO Gayatri Microfinance.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: