Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace mengungkapkan masih adanya perbedaan rasio antara suplai dan permintaan di sektor pariwisata Bali. Hal ini akhirnya berdampak pada kemampuan daya saing pelaku pariwisata di Bali.
"Kondisi Covid-19 ini memberikan kita ruang untuk lebih banyak lagi merenungkan apa yang salah dengan pariwisata kita. Yang pertama perlu kita pikirkan adalah soal rasio supply dan demand. Bali ini kelebihan suplai daripada demand, kita belum punya carrying capacity," ujarnya dalam dialog virtual, Rabu (22/12/2021).
Baca Juga: Soal Pemulihan Pariwisata Bali 2022, Wagub Minta Perpanjangan Relaksasi hingga Soft-Loan
Terkait hal ini, Cok Ace melihat adanya perbedaan persepsi antara pemerintah daerah dan pusat di mana pemerintah pusat menganggap pemulihan pariwisata di Bali belum merupakan investasi negatif.
"Padahal di Bali kita sudah over supply. Bagaimana kita bisa berbicara quality tourism kalau penjual lebih banyak daripada pembeli. Pasti harga dagang kita akan jatuh," tandasnya.
Di sisi lain, perbaikan kualitas produk juga disebut menjadi suatu hal yang perlu menjadi perhatian agar dapat meningkatkan kemampuan daya saing pariwisata Bali. Dalam hal ini, perbaikan produk dari sisi industri pariwisata dapat difokuskan pada kualitas produk perhotelan, restoran, dan sebagainya. Sementara dari sisi pemerintah mencakup infrastruktur jalan hingga pelabuhan.
"Inilah upaya-upaya jangka panjang manakala nanti kita kembali dan bebas bersaing dengan negara-negara tetangga kita sudah siap dengan kualitas produk dan SDM kita yang memadai untuk ikut bersaing di era global pasca Covid-19," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: