Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prospek Pertumbuhan Selular Tinggi, Bisnis Mitratel Dinilai Bakal Makin Moncer

        Prospek Pertumbuhan Selular Tinggi, Bisnis Mitratel Dinilai Bakal Makin Moncer Kredit Foto: Taufan Sukma
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham  PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dinilai masih sangat menarik oleh sejumlah analis pasar modal, baik analis lokal maupun asing meski bergerak di bawah harga initial public offering (IPO). 

        Hal tersebut dilandasi pada sejumlah keutamaan yang dimiliki oleh Mitratel, di antaranya, Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan memiliki 28.030 menara per 21 Agustus 2021. Serangkaian akuisisi menara membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021 dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.

        Selain itu, Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat. Mitratel memberikan dasar yang kuat untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021-2023. Mitratel memiliki strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia.

        Baca Juga: Siap Terapkan Strategi Bisnis, Pendapatan Mitratel Diperkirakan Naik 14,41% pada 2022

        Kresna Hutabarat dan Henry Tedja, analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas bahkan memasabg target harga Rp970 per saham. Terget tersebut 25% di atas harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.

        Seperti Kresna dan Henry, Niko Margaronis, analis pasar modal PT BRI Danareksa Sekuritas juga mengemukakan, Mitratel merupakan pilihan paling menarik untuk operator jaringan seluler (MNO).

        B2S dapat berasal dari Telkomsel (TSEL) dan kolokasi dari non-TSEL MNO di menara yang sebelumnya tidak dapat diakses. Rasio sewa masih besar sekitar 1,50 kali. Karena itu, Niko merekomendasikan “beli” saham MTEL dengan target harga Rp1.040 per saham. Target tersebut lebih tinggi 34,1% ketimbang harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.

        Baca Juga: Mitratel Pastikan Layanan Konektivitas Telekomunikasi Bakal Jangkau Pelosok Indonesiano

        Tim analis Morgan Stanley juga merekomendasikan saham Mitratel dengan target harga Rp1.000 per saham. Target tersebut lebih tinggi 29% dibandingkan harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.

        Rekomendasi tersebut, menurut tim analis Morgan Stanley , antara lain, didukung oleh pertumbuhan organik. “Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, di mana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang dan di mana Mitratel memiliki yang tertinggi pangsa pasar menara, sebesar 41%,” tulis tim riset Morgan Stanley.

        Tidak ketinggalan, analis asing, Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia, dari HSBC Global Research, memandang bahwa saham target  harga MTEL di posisi Rp1.120 per saham. Target tersebut lebih tinggi 44,5% ketimbang harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.

        Menurut Piyush dan Rishabh, Mitratel terus menjajaki akuisisi menara. Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik. “Kami memperkirakan Mitratel akan mengakuisisi 6.000 menara lagi selama 2022-2023,” kata kedua analis itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: