Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Serangan NATO bakal Gila-gilaan, Rusia Siap Balas dengan Mesin Perang yang Tebar Ketakutan

        Serangan NATO bakal Gila-gilaan, Rusia Siap Balas dengan Mesin Perang yang Tebar Ketakutan Kredit Foto: Reuters/Vitaly Nevar
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Serangan NATO bakal gila-gilaan. Sasarannya Moskow di Rusia. Rusia siap membalas dengan mesin perang yang tebar ketakutan.  

        Ancaman NATO ke Rusia memang tak main-main. Semua serangan bakal di gas pol.

        Baca Juga: Lempar Ancaman Keras, Putin Langsung Kibarkan Bendera Perang buat NATO

        Tapi Rusia bukan negara lemah. Ada serangan telak yang siudah disiapkan untuk membalas setiap serangan NATO.

        Awal Desember ini, Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan gagasan tentang kesepakatan keamanan yang komprehensif dan mengikat secara hukum dengan Barat.

        Usulan tersebut telah terwujud dalam dua rancangan dokumen, satu untuk AS dan satu lagi untuk NATO secara keseluruhan.

        Perjanjian yang diusulkan Putin membayangkan penghentian ekspansi NATO ke arah timur dan berisi jaminan non-penempatan sistem senjata tertentu di Eropa.

        "Rancangan kesepakatan itu dirancang untuk melayani Rusia dan NATO," kata Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin, seperti dilansir Russia Today, Selasa (28/12/2021).

        Formin berharap blok tersebut akan bersiap-siap untuk membahas proposal keamanan secara konstruktif.

        “Kami percaya bahwa perjanjian ini telah dikembangkan untuk kepentingan Rusia dan Eropa secara keseluruhan. Kami menantikan percakapan yang serius dan konstruktif,” katanya kepada para diplomat asing.

        “Kami sedang menunggu aliansi untuk memberikan reaksi substantif terhadap proposal kami dan siap untuk memulai negosiasi pada saat yang tepat.”

        Untuk sementara, intelijen Moskow menangkap sinyal agresi NATO ke Rusia.

        Serangannya bisa sangat masif. Bahkan klaim ini sampai disebut Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin di hadapan para atase militer dan diplomat asing di Moskow pada hari Senin.

        “Perkembangan militer blok [NATO] telah diarahkan sepenuhnya untuk mempersiapkan konfli bersenjata skala besar dan intensitas tinggi dengan Rusia,” kata Fomin.

        "Persiapan itu datang dengan perluasan kemampuan militer blok itu, dan juga tercermin dalam dokumen program NATO di mana Moskow secara tegas disebut sebagai sumber utama ancaman terhadap keamanan koalisi,” papar Fomin.

        Menurutnya, pada saat yang sama, dokumen lama, termasuk deklarasi Roma 2002, yang menetapkan bahwa Rusia dan NATO tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh, tetap berlaku.

        Hubungan yang terus-menerus dingin antara Rusia dan aliansi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

        Pada Oktober 2021, Moskow mengatakan akan menangguhkan semua hubungan langsung dengan NATO, menutup kantornya di Moskow sebagai tanggapan atas pengusiran delapan diplomat Rusia dari markas besarnya di Brussels.

        Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan saluran bilateral digunakan blok tersebut untuk menyalahkan propaganda dan menekan Rusia, alih-alih melakukan dialog yang bermakna. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: