Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanah Arab Bergejolak, Qatar Dihantam Gelombang Varian Omicron yang Meroket Tajam

        Tanah Arab Bergejolak, Qatar Dihantam Gelombang Varian Omicron yang Meroket Tajam Kredit Foto: Getty Images
        Warta Ekonomi, Doha -

        Qatar sedang menyaksikan dimulainya gelombang ketiga virus corona, dengan lonjakan kasus dipicu oleh varian Omicron.

        Hal itu diamini oleh Dr Soha al-Bayat, kepala vaksinasi di Kementerian Kesehatan Masyarakat (MoPH). Ia mengatakan bahwa saat ini, sebagian kasus infeksi di Qatar memang telah dikaitkan oleh Omicron.

        Baca Juga: Ahli: Masker Kain Satu Lapis tak Melindungi dari Paparan Omicron

        "Sebagian besar kasus Covid-19 baru terkait dengan varian Omicron," kata Al Bayat selama wawancara Qatar TV yang disiarkan pada Minggu (2/1/2022).

        Al Bayat juga mengungkap bahwa peningkatan kasus infeksi di Qatar terjadi sejak November tahun lalu. Namun, menurutnya, lonjakan signifikan terlihat dalam dua minggu terakhir.

        Al Bayat menyampaikan bahwa meski Omicron menjadi varian yang cepat menular, tetapi gejalanya terbukti ringan. 

        "Menurut informasi utama yang tersedia, Omicron adalah penyebar cepat tetapi gejalanya ringan atau sedang tanpa komplikasi serius," tambahnya.  

        Qatar sendiri sejak awal pandemi, telah melaporkan lebih dari 252 ribu kasus virus corona, termasuk 618 kematian.

        Negara itu juga telah memberikan lebih dari 5 juta dosis vaksin dan meluncurkan kampanye booster akhir tahun lalu.

        Namun, menurut Al Bayat, sebagian besar kasus yang kini dilaporkan termasuk warga yang sudah menerima dosis lengkap vaksin.

        "Sebagian besar kasus yang dilaporkan baru-baru ini berada dalam dua kelompok: mereka yang tidak menerima vaksinasi, termasuk anak-anak, dan mereka yang menerima dua dosis lebih dari 6 bulan yang lalu," ungkapnya, seperti dikutip dari Al Jazeera. 

        Di tengah peningkatan kasus itu, Qatar justru dihadapkan pada acara-acara keolahragaan besar, di mana kekhawatiran terjadinya kerumunan makin meningkat.

        Pada akhir tahun ini saja, Qatar dijadwalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia, pertama kali turnamen semacam itu berlangsung di Timur Tengah.

        Menjelang acara tersebut, negara itu sudah menyelenggarakan beberapa acara olahraga besar. Di antaranya termasuk acara perdana GP Formula One dan Piala Arab FIFA yang berakhir pada 18 Desember tahun lalu.

        Dilaporkan hanya individu yang divaksinasi lengkap yang diizinkan untuk menghadiri turnamen sepak bola.

        Namun, meski penyelenggara sudah menyerukan protokol kesehatan, kerumunan besar dan kurangnya jarak sosial terjadi di acara-acara sebelumnya. Inilah yang kemudian meningkatkan ketakutan di antara penduduk akan kebangkitan wabah Covid-19 di negara itu.

        Al-Bayat pada bulan lalu juga sudah mengatakan peningkatan kasus terjadi karena kelalaian warga.

        "Ketika kami mengatakan bahwa seseorang diperbolehkan untuk tidak memakai masker di tempat-tempat terbuka, ada syarat – seperti tempat-tempat itu tidak boleh ramai. Dan ketika orang-orang mulai mengabaikan penggunaan masker, kami mengamati adanya peningkatan kasus Covid-19, flu, serta asma," kata Al Bayat.

        Menghadapi lonjakan kasus itu, Qatar pun sempat mengumumkan pembatasan baru. Langkah itu datang pada 31 Desember, di mana pembatasan baru termasuk di antaranya menggunakan pemakaian masker di dalam serta di luar ruangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: