Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Belum Rampung Ketika Turun Takhta, Rocky Gerung Mengendus Niat Busuk Jokowi di IKN

        Belum Rampung Ketika Turun Takhta, Rocky Gerung Mengendus Niat Busuk Jokowi di IKN Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik, Rocky Gerung memprediksi jika proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru belum rampung namun jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah habis.

        Ia pun menilai jika Jokowi sendiri mempunyai kesepakatan terhadap proyek tersebut. Yakni, ingin bisa menikmati Ibu Kota baru sebelum pensiun.

        "Kalau ternyata dua tahun ke depan belum bisa mulai (pemerintahan) di ibu kota dan ada deals sebenarnya di belakang layar bahwa Pak Jokowi harus menikmati ibu kota itu sebagai presiden tentunya. Kan enggak mungkin secara perwatakan orang buatkan rumah, orang bikin rumah untuk diserahkan ke orang lain kan. Jadi Pak Jokowi pasti punya intensi untuk menduduki sebagai orang pertama di Istana baru itu," cetusnya dalam Youtube miliknya, dilihat Minggu (23/1/2022).

        Baca Juga: Natalius Pigai Ingin 2 Nama Putra Asli Dayak Pimpin IKN Nusantara: Kalau Tidak, Maka...

        Karena itu, menurutnya apabila IKN baru tidak juga rampung pada 2024, maka Jokowi bakal memperpanjang masa jabatannya.

        "Nah kalau (IKN baru) enggak selesai 2024, akan ada deal supaya Pak Jokowi perpanjang deh, supaya dia yang menikmati. Jadi tiga periode itu memang masih terbuka," ujarnya.

        Namun, sambung dia, apabila proyek IKN belum rampung maka ada kemungkinan berbagai infrastruktur di IKN baru bakal mangkrak.

        "Kan oligarki juga berharap terus saja Pak Jokowi memimpin supaya bisa dimanfaatkan sisa kekuasaan dia. Bayangkan kalau Jokowi berhenti di 2024 dan dalam kondisi istana belum selesai, maka bersamaan dengan itu infrastrukturnya mangkrak," tuturnya.

        Baca Juga: Megaproyek IKN Jadi Sorotan, Anies Baswedan Sibuk Urus Formula E

        "Jadi ini pertaruhan sebetulnya, kita tetap menduga ini ada sesuatu yang non-konstitusional dan sedang ditransaksikan untuk memastikan Jokowi bisa memimpin ibu kota itu dan istana yang baru kendati pemilihan umum ada di depan mata," imbuh dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: