Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara, Jokowi: Sangat Diperlukan untuk Tekan Impor

        Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara, Jokowi: Sangat Diperlukan untuk Tekan Impor Kredit Foto: Djati Waluyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo  atau Jokowi menghadiri groundbreaking proyek Hilirisasi Batu Bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1). 

        Proyek yang dibangun tersebut merupakan sebagai salah satu upaya Indonesia dalam menekan ketergantungan LPG impor.

        Baca Juga: Pasca IPO, Tays Bakers Siap Groundbreaking Pembangunan Pabrik Baru di Awal Tahun

        Jokowi mengatakan bahwa pembangunan hiliriasasi untuk produk batu bara itu telah diperintahkanya sejak 6 tahun lalu namun baru terealisasi hari ini.

        "Saya sudah berkali-kali menyampaikan mengenai hilirisasi, industrialisasi, pentingnya mengurangi impor, ini sudah 6 tahun yang lalu saya perintah. Alhamdulillah hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi DME," ujar Jokowi saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara secara virtual, Senin (24/1/2022).

        Baca Juga: Bangun Pabrik DME Pemerintah Targetkan Rampung dalam 30 Bulan

        Jokowi mengatakan, hilirisasi sangatlah diperlukan guna menekan impor barang energi seperti LPG, dimana Indonesia setiap tahunnya melakukan impor LPG yang sangat besar yaitu sekitar Rp80 triliun dari total kebutuhan Rp100 triliun. 

        "Itu juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 hingga Rp70 triliun," ujarnya.

        Melihat kondisi tersebut menurutnya harus segera diubah, pasalnya Indonesia memiliki bahan baku yang cukup melimpah. Apabila Indonesia mampu mengolah batu bara tersebut, maka lapangan kerja akan terbuka luas.

        "Pertanyaan saya apakah ini mau kita teruskan? Impor terus yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain. Padahal kita memiliki bahan bakunya kita memiliki raw materialnya yaitu batubara yang dirubah menjadi DME hampir mirip dengan LPG tadi," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: