Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertama di Dunia Via G to G: Milenial Apresiasi Kick-Off Penempatan Perawat ke Jerman

        Pertama di Dunia Via G to G: Milenial Apresiasi Kick-Off Penempatan Perawat ke Jerman Kredit Foto: BP2MI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Upaya Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melindungi para pekerja migran dengan skema penempatan government to government (G to G) yang lebih menjamin keamanan, mendapatkan apresiasi tinggi kalangan mahasiswa dan milenial. Apalagi inovasi BP2MI dalam skema antarpemerintah ke Jerman tersebut, ternyata merupakan yang pertama di dunia. 

        Apresiasi dan pernyataan salut tersebut dilontarkan Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, lewat pernyataan pers yang diterima, Jumat (11/2/2022).

        Dalam pernyataan tersebut, Nurkhasanah menyatakan AMMI melihat kesungguhan dan kegigihan BP2MI di bawah kepalanya saat ini Benny Rhamdani, terus mengupayakan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI). Tidak hanya meneruskan dan memelihara berbagai kinerja warisan yang sudah baik dari para kepala sebelumnya, dalam kacamata AMMI, Benny juga antusias mencari kesempatan dan ruang inovasi. 

        Baca Juga: Tangani Rentetan Kasus Pasca Tenggelamnya Kapal Penyelundup PMI Ilegal, BP2MI Kerja Cepat!

        Salah satu inovasi yang kini telah terwujud tersebut adalah penempatan PMI di negara tempatan melalui skema G to G atau pun G to P. 

        “Ini tentu saja melengkapi skema P to P yang selama ini telah ada, yang dalam beberapa hal masih perlu dilakukan perbaikan,” kata Nurkhasanah.

        Ia juga merasa turut bangga, manakala inovasi tersebut ternyata menjadi yang pertama kali dilakukan di dunia. 

        “Kalau kami mengacu kepada gaya inovasi terus-menerus yang dilakukan negara-negara maju, misalnya Jepang, sikap Kepala BP2MI Benny Rhamdani ini adalah jelas-jelas menerapkan pola kaizen Jepang, yang tak pernah henti mencari celah dan memperbaiki,” kata Nurkhasanah.   

        AMMI juga tak lupa mengapresiasi tekad BP2MI yang memulai 2022 sebagai tahun pertama pelaksanaan skema penempatan G to G tersebut. Program tersebut diawali dengan pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) profesi tenaga perawat ke Jerman melalui skema penempatan G to G, yang ditandai acara "Kick-Off Program Penempatan Perawat G to G di Jerman Tahun 2022" di Ruang Command Center BP2MI, Jakarta, Kamis (10/2) lalu. 

        Tekad yang telah actual menjadi program tersebut, menurut Nurkhasanah, akan terus memperbaiki perlindungan BP2MI terhadap para PMI. Apalagi terbukti bahwa BP2MI pun tak henti untuk senantiasa berinovasi dalam memerikan perlindungan dan pelayanan terhadap PMI.   

        Yang juga menjadi sumber kebanggaan AMMI, terwujudnya skema G to G tersebut tidak hanya menunjukkan kemampuan BP2MI untuk menjalin kerja sama yang baik dengan pemerintah negara tempatan PMI. Lebih dalam dan lebih esensial lagi justru menunjukkan kemampuan BP2MI bekerja sama dan berkoordinasi dengan banyak kementerian/lembaga di dalam negeri sendiri. 

        “Sukar dinafikan bahwa keberhasilan kerja sama G to G antara Indonesia dengan Jerman ini sejatinya juga merupakan wujud dari kolaborasi dan saling dukung dari perwakilan Republik Indonesia di Jerman, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan, dengan BP2MI,” kata Nurkhasanah. 

        Lebih jauh dalam pernyataannya AMMI juga berharap, skema G to G tersebut akan mampu menaikkan posisi dan daya tawar Indonesia sebagai negara pengirim tenaga kerja. Pasalnya, kerja sama G to G dengan negara maju seperti Jerman, kata Nurkhasanah, akan memberi Indonesia peluang besar mengirimkan anak-anak bangsa yang memiliki kompetensi dan kualifikasi tinggi ke negara-negara tersebut. 

        Sebelumnya, dalam kesempatan Kick-Off Program Penempatan Perawat G to G di Jerman Tahun 2022", Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan bahwa penempatan perawat dengan skema G to G ke Jerman akan dilakukan pada semester II tahun ini dengan jumlah perawat yang dikirim sebanyak 200 orang, berasal dari 25 provinsi.

        “Saat ini mereka tengah menjalani pelatihan bahasa Jerman,” kata Benny.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: