Dihantui Tragedi Malaysia Airlines MH17, Dunia Penerbangan Cemaskan Ketegangan Rusia-Ukraina
Ketegangan atas pemusatan pasukan militer Rusia di perbatasan Ukraina telah menyebabkan naiknya biaya asuransi untuk keselamatan penerbangan di wilayah udara Ukraina.
Maskapai Belanda KLM pun menjadi yang pertama menangguhkan penerbangan ke ibu kota Kyiv. Langkah ini terancam diikuti maskapai lainnya, sehingga Ukraina tak tinggal diam.
Dilansir dari BBC, Ukraina menyatakan siap menanggung kewajiban keuangan untuk keselamatan penerbangan di wilayah udaranya. Menurut Kirill Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, negaranya bersedia menanggung sebagian biayanya.
"Ukraina siap membuat komitmen keuangan untuk keselamatan pesawat di langit Ukraina. Demi memastikan keselamatan penerbangan, pemerintah hari ini memutuskan untuk mengalokasikan dana dari Dana Cadangan APBN ke Kementerian Infrastruktur. Penjaminan akan diberikan kepada perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, perusahaan leasing, dan maskapai penerbangan," tulisnya di Facebook.
Menurut laporan, dana yang dialokasikan sekitar 16,6 miliar hryvnia (Rp8,3 triliun).
Industri perjalanan masih dihantui oleh tragedi penerbangan Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh saat terbang di dekat zona konflik Ukraina timur pada Juli 2014. Seluruh 298 penumpang dan awak di dalam penerbangan Amsterdam-Kuala Lumpur tersebut tewas.
Pada Minggu (13/2), maskapai Ukraina, SkyUp, mengatakan bahwa penerbangannya dari Portugal ke Kyiv terpaksa mendarat di Moldova. Pasalnya, perusahaan Irlandia yang menyewakan pesawat untuk SkyUp telah mencabut izin untuk melintas ke Ukraina. Perusahaan itu pun menuntut maskapai Ukraina tersebut mengembalikan pesawat mereka ke wilayah udara Uni Eropa dalam waktu 48 jam.
Sementara itu, sudah bertahun-tahun British Airways tak mengoperasikan penerbangan ke Ukraina dan tak menggunakan wilayah udara Ukraina. Tak jelas sampai kapan kebijakan ini berlaku.
Maskapai Jerman Lufthansa pun sedang mempertimbangkan penangguhan penerbangan ke Ukraina.
Namun, keputusan berbeda telah diambil Wizz Air. Mereka masih memantau situasi dengan cermat.
"Saat ini, kami tak membuat perubahan apa pun pada jadwal kami. Semua penerbangan kami dari dan ke Ukraina tetap beroperasi seperti biasa. Semua penumpang yang memesan penerbangan dari dan ke Ukraina diimbau untuk rutin memeriksa kotak surat mereka untuk informasi lebih lanjut," bunyi pernyataan Wizz Air.
Berdasarkan layanan pelacakan global FlightRadar24, wilayah udara di atas Turki utara, di sisi lain Laut Hitam dari Ukraina, sangat sibuk. Wilayah udara di Rusia, tepat di atas perbatasan timurnya dengan Ukraina, juga sibuk. Namun, pesawat di atas Ukraina sendiri relatif sedikit.
Menurut seorang penasihat presiden Ukraina, terlepas dari keputusan masing-masing maskapai, Kyiv tak akan menutup wilayah udaranya karena itu akan menyerupai semacam blokade parsial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto