Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Dinilai Harus Bertindak Soal Kemenag yang Terus Buat Gaduh, Dampaknya Nggak Main-main!

        Jokowi Dinilai Harus Bertindak Soal Kemenag yang Terus Buat Gaduh, Dampaknya Nggak Main-main! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Agama RI (Kemanag) baru-baru ini mengeluarkan aturan tentang volume pengeras suara di masjid ketika waktu Adzan tiba. Terbaru, Menteri Agama,Yaqut juga membandingkan suara adzan dengan suara gonggongan anjing.

        Pernyataannya ini tentu saja menuai kritik dari sejumlah pihak, yang menganggap bahwa pernyataan Yaqut sangat menyinggung umat Islam. Tidak sedikit juga umat Islam yang kecewa dan sedih, terhadap pernyataan Yaqut.

        “Saya pribadi tidak menolak pengaturan mengenai suara-suara yang keluar dari rumah ibadah, mesjid maupun rumah ibadah lain, apabila memang dirasa perlu, tapi tidak perlu lah sampai menyamakan suara-suara yang keluar dari rumah ibadah apapun agamanya disamakan dengan suara hewan,” ujar pengamat sosial Andri W Kusuma dalam sambungan telepon dilasir dari Republika.co.id, Kamis (23/2/2022).

        Baca Juga: Heboh "Gonggongan Anjing", LKAAM Sumbar: Haram Menag Yaqut Menginjak Tanah Minangkabau!

        “Kritik saya kepada Presiden kiranya dievaluasi kementerian agama ini. Karena selain berbahaya, jika terus didiamkan juga kementerian agama ini sangatlah strategis sebagai salah satu benteng pluralisme dan keberagaman bangsa ini,” tambah Andri.

        Menurutnya, tidak elok seorang menteri agama membuat perbandingan yang justru melukai umat Islam. Andri berharap, sebelum berbicara di depan umum agar melakukan pemilihan bahasa yang lebih bersahabat, bahasa-bahasa yang menyejukkan bukan malah menambah keruh situasi mengingat peraturan itu sendiri masih menuai pro dan kontra.

        “Cukup sampaikan bahwa kita sebagai umat Islam, umat yang paling besar di negara ini sanggup untuk mengatur diri kita sendiri, untuk dapat menghormati sodara kita yang lain, sehingga dengan dapat menjadi contoh konkrit bagaimana umat islam dapat menjaga keberagaman, juga dengan harapan saudara-saudara kita yang lainnya dapat juga melakukan hal yang sama ketika umat Islam misalnya berada di tengah-tengah saudara kita yang nonmuslim, Ini kan bahasa-bahasa yang menunjukan jiwa kebangsaan,” ujarnya.

        Baca Juga: Semua Sedih! Sebut Nama Jokowi, Giring Kasih Kabar Mengejutkan: Saya Haji Giring Ganesha Mundur…

        “Jadi menurut saya ini masalah kapasitas, kapasitas itu penting. Saya harap Presiden Jokowi meninjau ulang dan memilih Menteri Agama yang memang memiliki kapasitas yang pas, tidak perlu berlebihan, yang pas, pas dalam artikata yang mampu berbicara di atas semua golongan, agama, suku, dan ras,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: