Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menag Yaqut Banjir Hujatan Gara-Gara Kasus Toa Masjid, Anak Gus Dur Pasang Badan: Astagfirullah....

        Menag Yaqut Banjir Hujatan Gara-Gara Kasus Toa Masjid, Anak Gus Dur Pasang Badan: Astagfirullah.... Kredit Foto: Twitter/Yaqut Cholil Qoumas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Protes terhadap aturan toa dan pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang membandingkan suara toa masjid dengan gonggongan anjing, belum reda. Di berbagai daerah, Yaqut jadi sasaran unjuk rasa. Di tengah banyaknya hujatan dan protes itu, bersyukur Yaqut ditolong Alissa Wahid, Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Padahal, sebelumnya, dia tidak dibela oleh bosnya di PKB, Muhaimin Iskandar.

        Hingga kemarin, Yaqut belum nongol untuk menyampaikan sikap maupun permintaan maaf terkait pernyataannya yang buat gaduh itu. Pihak Kementerian Agama hanya meluruskan dan membantah, Yaqut tidak membandingkan antara azan dengan gonggongan anjing. Namun, klarifikasi Kemenag itu, tak cukup meredam protes. Baca Juga: Sarankan Ganti Menag, Sudarsono Said: Mudah Mencari Satu Orang Pintar untuk Pimpin Kementerian Agama

        Di dunia maya, Yaqut panen kritikan. Di dunia nyata, aksi protes terhadap Yaqut juga makin marak. Di Jakarta, unjuk rasa dilakukan Front Betawi Rempug (FBR). Mereka menggeruduk Kantor Kementerian Agama (Kemenag). Mereka menuntut agar Yaqut tak lagi menjabat Menteri Agama karena dianggap menistakan agama dan menyudutkan umas Islam. 

        Di Garut, Jawa Barat, Aliansi Ummat Islam Garut juga melakukan protes. Lokasi yang dituju adalah Kantor Kementerian Agama Garut. Mereka menilai, analogi yang diucapkan Yaqut seperti itu, hanya terucap dari orang yang tidak Pancasilais, tidak bertuhan, tidak berkemanusiaan yang adil dan beradab.

        Aksi juga terjadi di depan Polda Sumut. Massa aksi yang didominasi ibu-ibu itu, menuntut agar Yaqut ditangkap. Dalam aksinya, puluhan orang ini juga membentangkan spanduk dengan kata-kata dan gambar yang cukup keras terhadap Yaqut.

        PKB, partai tempat Yaqut bernaung, sama sekali tidak melakukan pembelaan. Bahkan, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, ikut mengkritik kebijakan yang dibuat Yaqut soal aturan toa di masjid dan musala itu.

        “Selamat sore bos. Soal toa itu kearifan lokal, masing masing aja, pemerintah tidak usah ngatur-ngatur. Di semua kampung, toa malah jadi hiburan, selain syiar agama. Cabut aja aturan-aturan yang gak perlu,” kata Imin melalui akun Twitter @cakimiNOW.

        Namun, ada juga yang tampil membela Yaqut. Salah satunya, disuarakan Alissa Wahid di twitter, kemarin.

        Awalnya, Alissa mengomentari aksi sekelompok ibu-ibu di Garut yang melakukan aksi unjuk rasa terhadap Yaqut. Dalam aksinya itu, ada gambar dan kata-kata yang dianggap telah melecehkan Yaqut. “Astagfirullah,” cuit Alissa di akun @AlissaWahid.

        Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu, lalu membuat beberapa kali cuitan soal aturan toa yang dibuat Kemenag, hingga pernyataan Yaqut yang membandingkan suara dari toa masjid dengan gonggongan anjing.

        Pertama, Alissa menyebut, Surat Edaran Menteri Agama 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala itu, tidak membatasi azan. Hanya mengatur penggunaan pengeras suara selain untuk azan. “Lalu dinarasikan aturan TOA ini anti adzan? Indonesia darurat logika bener nih,” cetus Alissa.

        Kedua, Alissa memastikan Menag tidak membandingkan azan dengan gongonggan anjing. “Ya karena memang tidak diatur. Anda bilang Gusmen (Yaqut) menganalogikan suara azan dengan anjing, darimana ya? Yang dibahas aja bukan azan,” jelas Alissa, menanggapi komentar netizen.

        Alissa lantas menceritakan kondisi di sekitar rumahnya, yang hampir tak ada henti-hentinya pengeras suara digunakan. Sejak setengah empat pagi, sampai habis Isya, TOA bisa dikatakan nonstop digunakan. Mulai dari pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, sampai anak-anak. “Kalau pas ngezoom, apes,” tuturnya.

        Ketua PBNU, Ahmad Fahrul Rozi atau Gus Fahrul juga membela Gus Yaqut. Ia yakin betul, Menag tak punya niatan membandingkan suara azan dengan suara anjing. Menurutnya, Menag hanya ingin mengajak umat Islam untuk menjaga toleransi dalam penggunaan toa masjid.

        “Saya kira, tidak harus minta maaf, karena dia tidak ada niatan seperti itu, klarifikasi aja,” kata Gus Fahrul kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: