Ada Gap Segmentasi Kinerja Perusahaan Asuransi di Masa Pandemi: Konsolidasi Jadi Urgensi
Studi yang dilakukan oleh Indonesia Financial Group (IFG) Progress menunjukkan sekitar 70% dari 39 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia memiliki aset di bawah Rp10 triliun. Sementara, 30% lainnya memiliki aset di atas Rp10 triliun di mana 50% di antaranya merupakan perusahaan asing.
Head/Senior Executive Vice President IFG Progress Reza Yamora Siregar menjelaskan, sebanyak 50% dari perusahaan asuransi jiwa yang memiliki aset di bawah Rp10 triliun mengalami penurunan ekuitas dan RBC (Risk-Based Capital). Sebanyak 1 dari 4 perusahaan dengan aset di bawah Rp10 triliun melaporkan penurunan RBC di atas 25% pada masa pandemi.
Baca Juga: Kinerja Industri Asuransi Umum RI Underdeveloped, IFG Progress: Terlalu Bergantung pada Makroekonomi
"Beberapa di antaranya memiliki RBC di bawah 120% atau ketentuan minimum OJK," katanya saat Editors Gathering IFG Progress di Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Senin (7/3/2022).
Dia melanjutkan, perusahaan asing dan lokal dengan aset di atas Rp25 triliun melaporkan pertumbuhan aset yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan asuransi dengan aset yang lebih kecil.
"Observasi kami juga menemukan 17 dari 39 perusahaan mengalami penurunan aset selama pandemi, yakni 10 perusahaan lokal dan 7 perusahaan asing. Lebih dari 50% dari perusahaan yang terkontraksi merupakan kelompok aset di bawah Rp5 triliun," tambahnya.
Akan tetapi, jumlah perusahaan dengan aset di atas Rp25 triliun yang terlibat dalam studi IFG Progress hanya mencakup 15% dari keseluruhan. Sementara, 30% perusahaan asuransi mengalami penurunan rasio likuiditas yang 70% di antaranya merupakan perusahaan dengan kelas aset di bawah Rp25 triliun.
"Pemulihan ekonomi seiring dengan situasi Covid-19 yang jauh lebih baik akan memberikan sentimen positif untuk prospek asuransi jiwa di Indonesia ke depannya. Segmentasi kinerja antara perusahaan besar dan kecil yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan konsolidasi sektor asuransi jiwa merupakan pekerjaan rumah yang mendesak," tutup Reza.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: