Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peringatkan Perang Dunia III, Miliarder AS: Putin Adalah Orang Gila

        Peringatkan Perang Dunia III, Miliarder AS: Putin Adalah Orang Gila Kredit Foto: PAUL BRUINOOGE/PATRICK MCMULLAN VIA GETTY IMAGES
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder hedge fund Bill Ackman memperingatkan 'Perang Dunia III kemungkinan sudah dimulai'. Ia meramalkan bahwa konflik militer yang lebih luas dengan Rusia mungkin tak terelakkan setelah Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.

        Ackman memiliki rekam jejak panjang dalam membuat prediksi yang mengkhawatirkan. Ia mengeluarkan ramalan mengerikannya dalam serangkaian tweet yang sangat panjang pada hari Sabtu.

        Ackman memperingatkan Perang Dunia III mungkin sudah dimulai, tetapi kita lambat untuk mengenalinya.

        Baca Juga: Rekan Sesama Miliarder Kena Sanksi Uni Eropa, Tiga Oligarki Rusia Ini Pilih Tinggalkan Perusahaan

        "Putin telah menginvasi Ukraina dan itu tidak berjalan baik untuk Rusia," lanjutnya.

        Ukraina telah melakukan perlawanan yang luar biasa. NATO menolak untuk memasuki perang, tetapi anggota NATO dan sebagian besar dunia telah meluncurkan perang ekonomi, dan memasok Stinger, senjata anti-tank, amunisi lainnya, intelijen, dan pendanaan.

        "Putin hari ini menyatakan tindakan ini sebagai tindakan perang melawan Rusia. Namun, masih banyak yang bisa kita lakukan sebelum memasuki perang panas dengan Rusia," tulis Ackman sebagaimana dikutip dari Daily Mail di Jakarta, Selasa (8/3/22).

        Ackman menyerukan embargo Barat terhadap minyak Rusia, sebuah langkah yang sekarang dipertimbangkan Gedung Putih.

        Dia juga mengatakan bahwa AS harus memberikan Ukraina persenjataan terbaik. Ia berpendapat bahwa ketakutan memprovokasi Putin ke dalam perang nuklir sama saja dengan peredaan.

        "Karena Rusia adalah kekuatan nuklir dan Putin adalah orang gila, kami katakan kami tidak bisa campur tangan di Ukraina. Lalu apa yang kita lakukan ketika dia menginginkan lebih?' tulis Ackman.

        "Ancaman nuklir tidak berbeda ketika dia mengambil negara berikutnya, apakah itu bagian dari NATO atau bukan, dan pada saat itu kita secara strategis lebih buruk. Dia telah membuat ambisinya diketahui publik," lanjutnya.

        Ackman menyinggung bagaimana Putin menduduki Georgia dan Krimea. Ia mengaku miris ketika tak ada yang melakukan apa pun untuk menghentikannya.

        "Apakah kita sekarang akan membiarkan dia mengambil Ukraina? Kami berada di babak awal aspirasi global Putin. Dengan setiap 'kemenangan', dia berani mengambil lebih banyak. Dia sedang menguji kita, dan kita selalu gagal dalam ujian itu," ujarnya.

        Ackman melanjutkan untuk menyerukan pengenaan zona larangan terbang di atas Ukraina, sebuah langkah yang menghadapi oposisi bipartisan di Washington, namun telah ditolak NATO.

        Zona larangan terbang akan mengharuskan penembakan jatuh pesawat Rusia untuk ditegakkan, dan Putin telah mengatakan secara eksplisit bahwa dia akan menjadikan negara mana pun yang mencoba menegakkan zona larangan terbang sebagai pihak dalam konflik.

        Ackman berpendapat, dengan menolak secara langsung maka akan membela Ukraina yang bukan anggota NATO. Barat memberi Putin 'carte blanche untuk menyerang dan menundukkan' negara-negara Eropa lainnya yang bukan bagian dari NATO, termasuk Swedia, Finlandia, Siprus, Irlandia, Austria, Malta, dan Swiss.

        Ia kemudian membawa argumennya ke ranah ekstrem dengan membandingkan invasi Putin ke Ukraina dengan genosida Adolf Hitler terhadap orang-orang Yahudi.

        Ackman mengatakan bahwa satu-satunya cara dia melihat untuk menghindari konflik yang lebih luas adalah jika China turun tangan dan menengahi penyelesaian damai.

        “Tampaknya China memberi Putin anggukan untuk menyerang Ukraina. Putin menghormati dan kemungkinan takut China. China dapat meningkatkan dirinya di panggung dunia dengan membantu menyelesaikan krisis ini," tulisnya.

        Pasukan Rusia terus melakukan pengepungan dan pengeboman kota-kota Ukraina pada hari ke-11 perang. Di kota pelabuhan Mariupol selatan, ratusan ribu orang tetap terperangkap tanpa makanan dan air di bawah pengeboman reguler.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: