Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Vaksinasi Anak Terbukti Aman, Segera Lengkapi Dosisnya

        Vaksinasi Anak Terbukti Aman, Segera Lengkapi Dosisnya Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Vaksinasi anak disebut aman dan sangat perlu untuk melindungi para penerus bangsa dari akibat buruk saat terpapar Covid-19.

        Sejak mulai dilaksanakan pada pertengahan Desember tahun lalu, program vaksinasi anak usia 6-11 tahun telah berjalan sekitar tiga bulan. Sampai Rabu (9/3) sore, sudah sekitar 18,9 juta anak Indonesia usia 6-11 tahun yang mendapatkan vaksin dosis pertama dan sekitar 12,5 juta anak di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua. Sementara, total sasaran vaksinasi 6-11 tahun adalah 26,4 juta anak.

        Baca Juga: Butuh Dukungan, Partisipasi Vaksin Booster di Medan Masih Rendah

        Adapun untuk kelompok usia 12-17 tahun, tercatat dosis pertama sebanyak 25 juta dan 20,6 juta di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua. Untuk penerima dosis ketiga atau booster pada kelompok usia ini baru sekitar 68 ribu orang.

        Vaksinasi perlu guna melindungi anak dari gejala sakit berat bahkan akibat buruk lainnya. Untuk memberikan proteksi optimal, diharapkan anak-anak Indonesia segera melengkapi vaksinasi masing-masing.

        Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), Cissy Kartasasmita, menyampaikan bahwa proteksi antibodi baru timbul 2 minggu setelah vaksinasi kedua.

        "Vaksinasi anak 6-11 tahun, cakupan vaksinasi kedua baru 45%, sedangkan yang 12-17 tahun sudah 77%," ujar dokter yang akrab dipanggil Prof Cissy ini, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Kamis (10/3).

        Menanggapi kekhawatiran akan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), ia menegaskan bahwa vaksinasi anak aman. "Vaksinasi anak terbukti aman, kalaupun ada KIPI, sifatnya ringan dan segera hilang. Dari laporan KIPI yang saya ikuti, tidak ada KIPI berat sampai laporan terakhir Februari lalu," paparnya.

        Untuk vaksinasi anak, jelas Prof Cissy, jenis vaksin yang diberikan adalah Sinovac, yakni vaksin yang dilemahkan dan tidak aktif (inactive). "Selama ini vaksin inactive diketahui aman seperti vaksin untuk program imunisasi anak," lanjutnya.

        Ia juga meningatkan bahwa meskipun sudah vaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dijalankan. "Setelah vaksinasi harus tetap prokes ketat meski nanti boleh bebas naik kereta, bus, dan pesawat dalam negeri. Mau sekolah tatap muka juga bisa, tapi tetap dengan prokes," imbuhnya.

        Prof Cissy meminta agar tetap berhati-hati karena saat terpapar Covid-19, anak bisa jadi tidak memunculkan gejala atau hanya gejala ringan. "Hati-hati, meski nggak ada gejala atau gejala ringan, bila positif bisa terjadi MIS-C yang berat atau long Covid pada anak terutama remaja," tuturnya.

        Terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya mempercepat cakupan vaksinasi bagi anak maupun remaja. "Kami ingin agar anak-anak Indonesia terlindungi dari Covid-19, terhindar dari risiko sakit berat atau akibat buruk lainnya dari virus ini," tegasnya.

        Selama pandemi belum selesai, ujarnya, risiko terinfeksi tetap ada. Menurut situs covid19.go.id, dari jumlah orang yang positif Covid-19 di Indonesia, tercatat 10,3 persen di antaranya berusia 6-18 tahun.

        "Vaksinasi anak tidak hanya melindungi anak, tetapi juga memiliki andil dalam perlindungan keluarga. Jutaan anak Indonesia telah divaksin, vaksin untuk anak terbukti aman. Jadi segera lengkapi vaksinnya," tutup Johnny.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: