Telak! Sebut NU, Ade Armando Patahkan Argumen Oknum Pendeta yang Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus
Lini masa media sosial dihebohkan kembali dengan pernyataan kontroversi dengan bernafaskan isu agama. Tersebar video seorang oknum pendeta yang menyinggung tentang ayat Al Quran.
Dalam video yang tersebar itu oknum pendeta yang dketahui bernama Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menyebut ada 300 ayat Alquran yang perlu dihapus karena memicu tindakan intoleran dalam video terbaru miliknya.
Salah satu poin yang cukup fatal selain menyinggung penghapusan ayat Al Quran adalah dirinya menyebut bahwa pesantren-pesantren yang ada saat ini bisa melahirkan bibit radikalisme.
Baca Juga: Oknum Pendeta Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus, Orang PKS Tegas: Jelas Tidak Mencerminkan…
“Seperti saya ini sebelumnya radikal, karena saya belajar di pesantren. Saya mengajar di Pesantren Zaitun Indramayu. Itu pusat teroris Pak. Tapi teroris yang kelas berdasi ya pesantren Zaitun. Saya gurunya dan saya mengerti. Bahkan kalau perlu 300 ayat yang menjadi hidup intoleran, hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” ucap oknum pendeta tersbut.
Jelas pernyataan pendeta tersebut menimbulkan rekasi keras dari berbagai kalangan. Yang cukup “mengagetkan” adalah sosok Ade Armando yang juga ikut bersuara.
Sebagaimana diketahui, Ade Armando bukanlah sosok yang tidak luput dari kontroversi. Beberapa pernyataannya kerap kali dinilai menyinggung ajaran Islam. Tetapi kini dia mengkritisi apa yang disampaikan oleh oknum pendeta tersebut.
Menurut Ade, sosok oknum pendeta tersebut sama sekali tidak menghadirkan manfaat.
“Terus terang orang semacam saifuddin ini sama sekali tidak bermanfaat,” ucap Ade dalam kanal Youtube Cokro TV dikutip Rabu (16/3/22).
Ade pun ikut membantah klaim Saifuddin bahwa pesantren akan melahirkan radikalisme dan berujung pada terorisme.
Menurut Ade apa yang disampaikan oleh oknum pendeta tersebut hanyalah “asal-asalan” saja tanpa dasar yang kuat.
Klaim Saifuddin yang mengaku jebolan pesantren itu dianggap lemah karena menurutn Ade dia telah mengeneralisir paham radikalisme di semua pesantren yang ada di Indonesia.
Menurut Ade mayoritas pesantren di Indonesia itu berafiliasi ke Nahdlatul Ulama (NU) yang mana menurut Ade sangat tidak mungkin NU Mengajarkan radikalisme.
“Mayoritas pesantren itu NU, dan NU justru tidak mengajarkan radikalisme dan terorisme,” ucap Ade.
Ade pun tidak menafikan ada beberapa pesantren yang terindikasi berpaham radikalisme, tetapi menurutnya itu sangat sedikit dan tidak bisa dijadikan alasan seperti yang dicuapkan Saifuddin.
Baca Juga: Kali Ini Nggak Belain Anies Baswedan, Cuitan Musni Umar Tetap Menggelegar: Saya Menduga Publik Akan…
Terkait penghapusan ayat Al Qur’an, Ade pun mengkritisi apa yang oknum pendeta itu sampaikan.
Menurut Ade ini adalah sebuah kebodohan karena isi Al Quran adalah ayat yang berasal dari Allah. Sehingga sangat salah ketika ada yang meminta ayat dalam Al Quran untuk dihapus.
Ade menekankan bahwa yang paling penting adalah bagaimana cara penafsiran suatu ayat, bukan pada ayat dalam kitab suci itu sendiri.
“Yang layak dipersoalkan adalah cara penafsirannya, bukan ayat-ayatnya,” tambah Ade.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: