Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jurnalis TV Negara yang Protes Perang Pilih Resign, Ditawari Suaka Prancis tapi Ditolak karena...

        Jurnalis TV Negara yang Protes Perang Pilih Resign, Ditawari Suaka Prancis tapi Ditolak karena... Kredit Foto: Reuters/Marina Ovsyannikova
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Wanita yang memprotes narasi Kremlin tentang perang Ukraina di sebuah acara berita langsung di TV yang dikelola negara, telah mengundurkan diri. 

        Marina Ovsyannikova, karyawan dan editor Channel One, mengaku telah berhenti dari pekerjaannya. Di saat yang bersamaan, ia mengungkapkan penolakannya terhadap tawaran suaka dari pemerintahan Prancis.

        Baca Juga: Presiden Ukraina Layangkan Ancaman Ngeri ke Tiap-tiap Tentara Bayaran Rusia, Bisa Gawat!

        Ovsyannikova menjadi perhatian dunia, hingga disebut oleh Presiden Ukraina setelah pada Senin (14/3), ia menerobos masuk ke set berita malam unggulan 'Vremya' (Waktu).

        Dalam aksinya itu, Ovsyannikova tiba-tiba muncul di belakang presenter berita, menenteng poster bertuliskan 'Hentikan Perang. 'Jangan Percaya dengan Propaganda'. 'Mereka berbohong kepada Anda di sini'. 

        Tak lama setelah itu, dia ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Moskow. Sempat dikabarkan 'hilang' karena tidak diketahui keberadaannya, karyawan TV Rusia itu kemudian muncul dan dengan cepat didenda 30 ribu rubel (Rp4 juta), dan kemungkinan menghadapi persekusi lainnya.

        Berbicara kepada France 24, editor itu mengatakan telah 'menyerahkan semua dokumen' untuk pengunduran dirinya dari Channel One. 

        "Itu prosedur hukum," katanya.

        Terlihat cemas, Ovsyannikova yang memiliki dua anak kecil, kemudian merasa telah 'menghancurkan kehidupan keluarga dengan sikapnya'. Ia pun merasa khawatir terutama dengan putranya.

        Meski begitu, warga Rusia itu tetap pada pendiriannya, menegaskan bahwa perang harus segera dihentikan.

        "Tapi kita harus mengakhiri perang saudara ini sehingga kegilaan ini tidak berubah menjadi perang nuklir. Saya berharap ketika putra saya lebih besar, dia akan mengerti mengapa saya melakukan ini," ujarnya.

        Pada awal pekan ini, Ovsyannikova telah ditawari Presiden Prancis Emmanuel Macron suaka atau bentuk perlindungan konsuler lainnya. Dalam pernyataannya saat itu, Macron juga menyampaikan bahwa dia akan membicarakan kasusnya dengan pemimpin Kremlin, Vladimir Putin.

        Tapi Ovsyannikova telah mengatakan menolak tawaran tersebut, dan memutuskan untuk tinggal di Rusia. Hal ini terungkap dari wawancaranya dengan surat kabar Jerman, Der Spiegel, yang dirilis pada Kamis (17/3).

        "Saya tidak ingin meninggalkan negara kami. Saya seorang patriot, anak saya terlebih lagi. Kami tidak ingin pergi dengan cara apa pun, kami tidak ingin pergi ke mana pun," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: