Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        INKOPPAS Minta Pemerintah Lakukan Operasi Pasar Minyak Goreng

        INKOPPAS Minta Pemerintah Lakukan Operasi Pasar Minyak Goreng Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat ini Pemerintah merasakan kebimbangan keadaan minyak goreng yang masih langka di pasar- pasar yang di bawah naungan INKOPPAS , apalagi yang bermerek-merek, minyak curah dari PD Pasar Jaya dan juga minyak curah yang masuk dari Pemerintah terbatas jumlahnya, jika habis maka pedagang pasar nunggu lagi

        INKOPPAS menginginkan, Pemerintah menskemakan supaya keadaan minyak goreng ini seperti normal kembali, kalau ada operasi pasar, barang-barang ini dititipkan kepada pedagang pasar dengan jumlah yang di sesuaikan kalau para pedagang berjualan, nanti biarkan mekanisme pasar yang berjalan, ada pembeli yang membeli dan ada pedagang yang berjualan. 

        "Saat ini Pemerintah mengadakan operasi pasar dan barang  di bikin seperti bazar depan pasar, jadi seolah-olah Pemerintah membuat komunitas baru, sehingga kelihatan musiman dan jika sudah habis stoknya, maka orang-orang menjadi rebutan (membuat panic buying), seharusnya di berikan kepedagang pasar, jadi akan terjadi seperti biasa di mana pembeli datang untuk membeli dan pedagang juga berjualan, Ujar Andrian Lame Muhar, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga di jakarta, 17/03/2022. 

        "Jika INKOPPAS di percaya maka kami akan menyalurkan ke Koppas-Koppas di bawah naungan kami, INKOPPAS memiliki 2.689 Koppas dan Koppas yang bukan naungan kami akan di ajak berkonsolidasi, sehingga Koppas ini akan menyalurkan ke anggotanya dan ini lebih kondusif," ucap Andrian.

        Masalah harga kalau di paksakan sesuai HET, jika masalah ini tidak memungkinkan biarkan harga berjalan sesuai mekanisme pasar, yang penting tidak ada kelangkaan di pasar, kalau sudah tidak langka maka pelan-pelan harga di turunkan kembali mengikuti eceran tertinggi yang di tetapkan Pemerintah, tapi jangan kedua-duanya di paksakan Pemerintah.

        INKOPPAS sudah menduga sejak lama yaitu bulan mei tahun lalu kelangkaan ini akan terjadi, apabila tidak di antisipasi dengan cepat, akan terjadi seperti ini. Jika Pemerintah yang turun ke bawah apa Pemerintah punya data yang valid tentang pedagang pasar yang ada di pasar tersebut, mana yang pedagang daging dan mana yang pedagang minyak goreng.

        Upaya-upaya yang di lakukan INKOPPAS yaitu Ketua Umum menginstruksikan kepada ketua antar lembaga untuk membuka komunikasi dengan pihak2 yang terkait masalah pangan.

        INKOPPAS ke Kementrian Perdagangan  telah berkirim surat untuk berkomunikasi, meminta agar INKOPPAS menjadi salah satu penyalur minyak goreng murah, karena INKOPPAS memiliki jaringan yang masif ke bawah.

        Kami juga telah berkomunikasi dengan BUMN pangan lain seperti RNI dan Bulog yang di gadang-gadang memiliki stok minyak goreng yang cukup untuk membantu INKOPPAS menyalurkan kepada koperasi pedagang pasar untuk di salurkan kepada pedagang pasar.

        "Kami juga berkomunikasi  dengan produsen-produsen minyak goreng swasta agar INKOPPAS dilibatkan sebagai Distributor," katanya. 

        Tujuannya karena INKOPPAS memiliki jaringan yang baik ke bawah dan agar minyak goreng dapat langsung sampai kepada pedagang pasar. Yang di fokuskan INKOPPAS adalah pedagang pasar, jika pedagang pasar ada ketersediaan stok maka pedagang dapat berjualan, maka kehidupan pedagang akan sehat kembali terutama pedagang minyak goreng,

        Terkait isu kartel, ini terjadi karena mekanisme ekonomi berjalan dan ketika mekanisme ini berjalan akan terjadi monopoli suatu produk maka akan terbentuk kartel itu, contoh minyak goreng langka maka akan ada hasrat daripada distributor untuk menahan agar jangan masuk ke pasar sehingga harga lebih tinggi lagi.

        Maka Pemerintah harus menjadikan ini kejadian biasa dan barang jangan sampai langka, jika barang sudah tidak langka maka kartel akan hilang dengan sendirinya

        Tentang bulan puasa harga barang naik karena kebutuhan meningkat sedangkan suplai tetap saja, maka otomatis harga akan naik, jika kebutuhan meningkat dan suplai meningkat maka harga akan tetap, mungkin suplai belum masa panen dan itu wajar- wajar saja kenaikan harganya. Yang penting hal tersebut musiman asal jangan terjadi kelangkaan. 

        "Ini hasrat manusia untuk mendapat keuntungan tertinggi, semua bisnis lini apapun pasti akan terbentuk kartel apabila merasa ada keuntungan untuk menaikkan harga dan itu pasti akan membentuk kartel- kartel baru agar supaya mereka mengusai barang tersebut dan menjual setinggi- tingginya," Katanya.

        Pemerintah harus mendistribusikan minyak  goreng seperti biasa saja jangan membentuk komunitas- komunitas baru, sehingga orang berkumpul di situ ( antrian)

        Seharusnya distribusikan  dulu kepada pedang pasar seperti normal, masalah harga nanti, yang penting jangan langka sehingga tidak terjadi atau muncul panic buying Yang namanya mengantri karena adanya ketertarikan terpusat pada suatu titik makanya mengantri, jika tidak terpusat di suatu titik maka tidak akan ada antrian.," Pungkas Andrian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: