Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan Makin Bersilau, AHY Juga Ikutan Wow! Bakal 'Meledak' di Pilpres 2024?

        Anies Baswedan Makin Bersilau, AHY Juga Ikutan Wow! Bakal 'Meledak' di Pilpres 2024? Kredit Foto: Okezone
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dukungan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin santer. Setelah Jakarta, kini usulan datang dari Padang, Sumatera Barat.

        AHY sudah menanggapinya. Responsya positif dan bersedia saja duet dengan Anies. Meski dia tetap diplomatis. Menunggu komunikasi politik dengan partai lain. Sebab politik sangat dinamis.

        Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, duet Anies-AHY sangat potensial. Ini jadi salah satu poros dalam simulasi yang pernah dibuatnya.

        Poros pertama, koalisi PDIP-Gerindra-PKB dengan simulasi pasangan capres Prabowo Subianto dan Puan Maharani. Poros kedua, koalisi partai NasDem-PKS-Demokrat dengan simulasi Anies Baswedan dan AHY. Dan Poros ketiga, koalisi alternatif partai Golkar-PPP-PAN dengan simulasi pasangan Airlangga Hartarto, Erick Tohir, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, dan Ridwan Kamil.

        Baca Juga: Pawang Heboh di Mandalika, Ya PSI Ujung-ujungnya "Nyangkutin" di Wilayah Kepemimpinan Anies Baswedan

        “Kalau simulasi ini benar terjadi, Anies-AHY ini bakal jadi duet kuat dan potensial,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Alasannya, Anies diuntungkan karena dia masih menjadi kepala daerah. Sebab publik lebih mudah menilai kinerja kepala daerah, karena kerjanya langsung bersentuhan dengan masyarakat, nyata dan lebih kongkret dibanding tokoh politik yang tak punya jabatan publik.

        Anies saya yakin masih punya momentum saat lepas jabatan Oktober tahun ini. Sehingga akan mempertahankan elektabilitasnya hingga 2024,” ucapya.

        Sementara AHY, kelebihannya adalah ketua umum partai yang dalam survei selalu dalam lima besar. Ditambah kadernya solid mengusungnya. Putra Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga terbukti sukses menghadang prahara dualisme yang menimpa partainya.

        Selanjutnya, kata Pangi, mereka tokoh kaum muda yang menjadi idola milenial. Pemilih ini jumlahnya mendominasi dalam Pemilu 2024. Pemilih milenial cenderung menginginkan tokoh baru dan melihat fisik. “Pemilih kita sangat mudah terpesona dengan fisik. Keduanya diuntungkan faktor ini,” tambahnya.

        Duet ini, lanjut Pangi, bisa disebut pasangan nasionalis religius. Ditambah militer pula. “Masing-masing punya ceruk pemilih tersendiri. Hanya, PR Anies mesti menggaet partai. Katakanlah NasDem dan kemungkinan besar PKS yang akan mendukungnya,” pungkasnya.

        Diketahui, setelah kader Partai Demokrat DKI Jakarta, masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Tanah Air (GEMPITA) menggelar deklarasi di Pasar Raya Padang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (19/3). Mereka mendukung Anies-AHY berduet pada Pilpres 2024.

        Alasan Gempita mendeklarasikan dukungan Anies-AHY karena keduanya layak menjadi pemimpin Indonesia. Anies berpengalaman birokrasi, sementara AHY dengan latar belakang militer berprestasi.

        Deputi Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat (Bappilu DPP) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani melihat, deklarasi ini sebuah usulan yang serius dan patut dihargai. “Ini cerminan keinginan perubahan yang kuat dari rakyat,” kata Kamhar dilansir dari Rakyat Merdeka.

        Diakuinya, hasil sejumlah simulasi lembaga survei, duet Anies-AHY amat potensial dan ideal. Keduanya sama-sama berprestasi di bidangnya dan sudah dekat sejak lama. “Sama-sama cerdas, punya leadership kuat, berintegritas serta rekam jejak yang membanggakan. Chemistry mereka sudah kuat,” tuturnya.

        Namun demikian, lanjut Kamhar, Partai Demokrat masih akan membuka komunikasi dengan semua pihak sebelum Pemilu 2024. Diakuinya, koalisi adalah keniscayaan agar dapat memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

        Menanggapi perjodohan ini, AHY yang empat hari safari politik di Sumatera Barat, merespons positif. “Jika ada dukungan dan ada yang mendeklarasikan, maka kami menyambutnya dengan baik. Sebab itu aspirasi dari masyarakat,” kata AHY, di Padang, Sumatera Barat, Kamis (24/3).

        Namun demikian, AHY menilai, masih ada waktu 23 bulan lagi menjelang Pilpres 2024. Semuanya dapat berubah dan amat dinamis. Partai Demokrat, kata AHY mulai menjalin komunikasi dengan sejumlah partai, juga dengan tokoh nasional menjelang Pilpres 2024. Mengingat ketentuan ambang batas pencalonan presiden 20 persen, maka Demokrat harus mencari koalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung calon dalam Pilpres.

        Baca Juga: Sidak Lokasi Formula E Sudah, Kini Haji Giring "Main" ke IKN: Saya Ingin Merasakan...

        Diakuinya, tanpa dipublikasi di media, ia selalu berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan partai dan banyak tokoh. Diingatkannya tak ada yang tidak mungkin. Apalagi situasi politik Indonesia amat cair. Dulu koalisi nanti bisa saja bersaing. Dulu bersaing nanti bisa saja berkoalisi. Karenanya, AHY meminta seluruh kader Demokrat fokus menggeber mesin politik partai.

        Diketahui, hasil survei Capres teranyar Indonesia Political Opinion (IPO) yang dilakukan pada 11-17 Maret 2024, Anies bertengger di peringkat pertama dengan raihan 21,2 persen. Disusul Ganjar Pranowo 18,6 persen, Prabowo Subianto 16,4 persen, dan AHY sebesar 9,8 persen.

        Selebihnya, sejumlah nama tokoh-tokoh nasional seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Uno hingga Puan Maharani tercatat masih memiliki elektabilitas di bawah 5 persen. [FAQ]

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: