Karantina Pertanian Surabaya untuk pertama kalinya memfasilitasi sertifikasi ekspor pupuk asal kotoran kelalawar atau bat guano dengan tujuan Australia.
Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Cicik Sri Sukarsih menjelaskan sebanyak 129,76 ton pupuk guano dengan nilai ekspor Rp 838 juta dinyatakan sehat dan aman untuk diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Cicik melanjutkan, berdasarkan data lalu lintas komoditas pertanian, IQFAST diwilayah kerjanya tercatat 20 ton pupuk guano berhasil diekspor ke Amerika Serikat pada 2021.
“Untuk tujuan Australia, ini merupakan ekspor perdana dari Jawa Timur di tahun 2022,”katanya ,kemarin. Sepanjang Januari hingga Maret 2022, volume ekspor pupuk guano meningkat menjadi 152,76 ton. Negara tujuannya juga bertambah, yakni Amerika Serikat dan Australia.
Menurutnya hal ini merupakan komitmen pihaknya dalam mendukung program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Dokter Hewan Karantina Pertanian Surabaya, Lesty menambahkan sebelum diekspor, pihaknya melakukan pemeriksaan administrasi dan kesehatan terhadap pupuk guano.
Tujuannya untuk memastikan bebas dari avian influenza (AI) yang merupakan hama penyakit hewan karantina (HPHK) seperti persyaratan negara tujuan.
Lesty menjelaskan bahwa Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan flu burung adalah penyakit zoonosis (menular kepada manusia). AI dapat menginfeksi unggas seperti burung, bebek, angsa dan ayam.
Sementara pupuk guano adalah jenis pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran kelelawar, burung laut dan anjing laut yang sudah mengendap lama di dalam gua.
Pupuk guano disebutnya dapat meningkatkan produktivitas tanah yang kekurangan unsur hara sehingga menjadi kebutuhan beberapa negara lain.
Bahan baku pupuk ini dipanen di daerah Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Papua, sebagian Sumatra, Madura dan Nusa Tenggara. “Jawa Timur merupakan salah satu daerah pengolah terbesar di Indonesia,”tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: