Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadiri Acara APDESI Abal-abal Bikin Reputasi Jokowi dan Luhut Anjlok: Sekelas Pejabat Kok Bisa...

        Hadiri Acara APDESI Abal-abal Bikin Reputasi Jokowi dan Luhut Anjlok: Sekelas Pejabat Kok Bisa... Kredit Foto: BPMI Setrpres/Kris
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan didampingi oleh Kemenko Maritim dan Investasi dan Kemendagri ternyata diadakan oleh APDESI yang tidak sah..

        Dan hal ini membuat pengurus APDESI yang disahkan oleh Kemenhukam mengutuk penyelenggara silatnas APDESI yang mendukung Jokowi 3 periode tersebut.

        Baca Juga: Pengamat Pertanyakan Motif APDESI Dukung Jokowi Tiga Periode, Kepala Desa Kena Semprot, Makjleb!

        "Event tersebut adalah sebuah event yang dibuat dan direncanakan. Ternyata perencanaan acara tersebut tidak cukup baik. Dan akhirnya diketahui bahwa organisasi yang dilibatkan tidak resmi," ungkap Achmad Nur Hidayat MPP, Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dalam keterangannya, Jumat 1/4/2022. 

        Lanjut Achmad helatan ini berdampak pada reputasi Presiden, Kemenko Kemaritiman dan Investasi dan Kementrian Dalam Negeri menjadi anjlok.

        "Ini menjadi event yang sangat memalukan bagi pejabat sekelas Presiden dan Kementrian. Pola seperti pembelahan, pemanfaatan dan false legitimasi biasa digunakan di zaman orde baru dimana operatornya adalah aktor kandelestine," tambahnya. 

        Publik menyorot kehadiran Luhut Binsar Pandjaitan diacara tersebut yang menunjukkan bahwa acara ini adalah propaganda dari penguasa untuk mendukung masa jabatan presiden 3 periode.

        "Penggalangan masa ini terkesan sebuah upaya memaksakan untuk mendukung suatu agenda. Jika kemarin ada upaya melegitimasi bahwa ada big data yang mendukung Jokowi yang hingga sekarang tidak bisa dibuktikan, ini sepertinya penggalangan masa ini sebagai upaya untuk bahan big data tersebut," papar Achmad.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfi Dinilhaq
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: