Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jeng Jeng, Diungkap Petinggi PDIP! Ternyata Kekuatan Luhut Pandjaitan di Kabinet Jokowi Itu...

        Jeng Jeng, Diungkap Petinggi PDIP! Ternyata Kekuatan Luhut Pandjaitan di Kabinet Jokowi Itu... Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto mendukung arahan Presiden Joko Widodo yang melarang kabinetnya bicara penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan. Jokowi meminta para menterinya untuk fokus bekerja saja.

        "Itu kan Presiden memperingatkan. Ya boleh-boleh saja, namanya Presiden. 'Tugasmu sebagai menteri. Sudahlah, nggak usah bicara itu'. Boleh dong. Menteri kan teknis. Apa iya pantes, misalnya saya bikin ekstrem, misalnya seorang menteri, Bu Sri Mulyani bicara kepemiluan. Kontras. Nggak masuk," kata Bambang kepada awak media di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 7 April 2022.

        Baca Juga: Minta Jokowi Pilih Menteri yang Rekam Jejaknya Bagus, PDIP Bawa-Bawa Zaman Soeharto

        Bambang juga meminta para menteri Jokowi melaksanakan tupoksinya. Menurut Bambang, instruksi Presiden Jokowi menjadi peringatan untuk para menterinya yang masih bicara tunda pemilu.

        "Maka, sadarlah pada posisimu, sebagai Pak Presiden sedang mengingatkan menteri-menterinya supaya sadar posisi. Tapi kalau Menteri Dalam Negeri ya itu, kalau mau ngomong masih ada make sense dengan tugasnya. Masih masuk akal kalau dalam tugas kalau Mendagri. Tapi menteri yang nggak ada urusannya, nggak usahlah (ikutan bicara pemilu)," kata Bambang.

        Selain itu, Bambang juga menyoroti Menko Perekonomian Airlangga Hartanto dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang tidak tepat apabila berbicara penundaan pemilu.

        Sementara saat ditanya mengenai Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Bambang menyebutnya 'prime minister'.

        Baca Juga: Erick Thohir Dinilai Cocok Gantikan Jokowi, Ini Alasannya

        "Kalau Pak Airlangga sebagai ketum. Kalau sebagai menko, ya nggak pas. Kalau Pak Luhut ya monggo saja, bisa evaluasi sendiri. Kan banyak orang yang mengatakan beliau prime minister. Menteri utama. Menko kan menteri utama, bos. Tapi orang juga paham sekali betapa Pak Luhut sangat kuat. Power politiknya kuat. Misalnya, contoh Pak Presiden pernah statement disetop ekspor kan gitu. Dua hari berikutnya dibuka lagi Pak Luhut yang statement. Itu clear-lah. Orang politik juga paham,” ujarnya.

        “Bambang Pacul orang politik paham. Gitu loh. Tentu kalau dia dari sini kita sama-sama paham. Kita memahami, kita mengerti, tapi kita nggak bisa berbuat apapun," kata Bambang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: