Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tim Kementan Turun Serap Gabah di Madiun

        Tim Kementan Turun Serap Gabah di Madiun Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Percepatan serapan gabah petani kembali dilakukan pemerintah untuk menjaga harga di tingkat produsen tidak jatuh sehinga petani dapat menikmati hasil panennya. Kementerian Pertanian (Kementan) minta stakeholder terkait untuk mengamankan stabilitas pasokan dan harga gabah saat panen raya. Hal ini juga dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan pangan aman dan terkendali. Untuk itu, perlu didorong kerja sama dengan stakeholder terkait termasuk seperti Perum Bulog dan Kostraling dalam rangka penyerapan gabah petani.

        Tim Kementan yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi pada rapat koordinasi di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Minggu (10/4), mengungkapkan, kunjungan ke lapangan sebagai upaya agar instansi/pihak terkait dapat menyerap hasil panen petani untuk membantu menstabilkan harga gabah saat panen.

        Baca Juga: Ikuti Arahan Jokowi, Kementan Berkomitmen Perkuat Produksi Pinang Penuhi Ekspor

        Pada kesempatan tersebut, ditandatangani kesepakatan penyerapan gabah petani bulan April-Mei 2022 oleh Kostraling sebanyak 5 ton, oleh Perum Bulog sebanyak 2.200 ton gabah atau setara 1.400 ton beras, serta komitmen Bank BRI menyediakan KUR bagi Kostraling dalam penanganan panen dan pascapanen.

        Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Sodik Heri Purnomo mendukung penuh langkah yang dilakukan Kementan tersebut. Dua tahun terakhir, produksi padi Kabupaten Madiun meningkat. Tahun 2021 tercatat sebesar 165.000 ton, surplus mencapai 330.000 ton.

        "Di Madiun hasil produksi cukup menggembirakan. Kalau permasalahan selama ini di pupuk dan pasca panen. Solusinya pupuk dengan memanfaatkan pupuk organik dan pupuk nonsubsidi. Pascapanen dengan optimalisasi combine besar," sebut Sodik, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/4/2022).

        Untuk itu, Dinas Pertanian dan Perikanan Madiun telah mencoba membuat demplot seluas 70 ha. Hasilnya, provitas meningkat dari 6,8–7 ton per ha menjadi 10 ton per ha, tanpa menggunakan pupuk subsidi. Harga padi dari demplot tersebut cukup menjanjikan sekitar Rp5.250 per kg, panen pun dilakukan dengan combine yang mampu menekan loses menjadi 10-15%.

        Ketua Poktan Dewi Ratih, Muh Pawoko, saat diwawancara berpesan meminta jaminan harga pada saat panen raya. "Terima kasih atas perhatian Bapak-bapak semua, kami petani di Madiun ini sangat berharap harga saat panen raya jangan sampai jatuh karena memang hasil produksi bulan-bulan ini tertinggi dibandingkan bulan lainnya, mudah-mudahan dengan kehadiran Tim Kementan dan mitranya bisa menjaga harga tetal stabil," harap Pawoko.

        Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi, berkomitmen mendukung dan mengoptimalkan serapan gabah petani. "Untuk itu, kami selalu memberikan bantuan saprodi dan alsintan pascapanen bagi petani. Kegiatan serapan gabah petani akan dilanjutkan dan diperluas ke daerah-daerah lain terutama yang mengalami penurunan harga di bawah HPP," kata Suwandi.

        Suwandi optimis Kostraling bersama Bulog dan mitra lainnya dapat menyerap gabah petani dengan harga wajar sesuai standar mutu yang ditetapkan. Untuk kostraling, Suwandi menyarankan membangun dryer kapasitas 20 ton per 24 jam. Hasilnya bisa dapat gabah kadar air 14%, modal pembuatan sekitar Rp92 juta.

        "Sesuai arahan Mentan SYL bahwa harus segera merespons jika ada keluhan petani," ujarnya. Oleh karena itu, kata Suwandi, kelompok tani yang telah mendapat bantuan alsintan pascapanen dapat memanfaatkan peralatan itu secara maksimal. "Seperti dryer, combine harvester, dan RMU (rice milling unit) untuk meningkatkan kadar mutu gabah nantinya," ucap Suwandi.

        Kemudian untuk lebih meningkatkan produksi, Suwandi menyarankan dengan luas baku sawah di Madiun seluas 30.000 ha, bisa dibuat IP 400 seperti contohnya di Kabupaten Sukoharjo seluas 10.000 ha. "Untung satu musim Rp15 juta, jika 4 kali menjadi Rp60 juta. Kemudian terkait harga gabah, kondisi Madiun dikatakan aman dengan harga rata-rata Rp4.400/kg masih di atas HPP," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: