Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panja Vaksin Diteror, Pengamat Kompak Sebut Ada Pihak-Pihak yang Terganggu

        Panja Vaksin Diteror, Pengamat Kompak Sebut Ada Pihak-Pihak yang Terganggu Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Analis politik dan Direktur IndoStrategy Research and Consulting, Arif Nurul Imam menilai adanya perebutan kepentingan ekonomi atas program vaksin sehingga vaksin halal sampai saat ini sulit untuk masuk ke dalam daftar booster (Vaksin lanjutan).

        Menurutnya, diduga terdapat oknum-oknum yang selalu ingin mencari keuntungan dalam setiap program pemerintah, terutama program vaksinasi ini.

        Baca Juga: Rp270 Triliun Dihabiskan Pemerintah China Hanya untuk Vaksin

        "Saya kira namanya program pemerintah itu kan selalu ada (siapa) yang diuntungkan, (siapa) yang dapat proyek. Vaksinasi ini tentu saja tak lepas dari perebutan kepentingan ekonomi politik," ungkapnya kepada wartawan, Senin (11/4/2022).

        Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu cara yang bisa dilakukan oknum mafia vaksin, adalah dengan melakukan teror yang menyerang psikis terhadap pihak yang berusaha untuk menghalangi-halangi agenda mereka.

        "Kalau kemudian ada teror psikis untuk melemahkan Panja Vaksin ini, tentu saja itu harus dipahami sebagai upaya yang dibawa oleh para peneror ini. Artinya begini, mungkin saja ada yang terganggu dan tetap ingin menguasai-mendapatkan untung tender tersebut," ucapnya.

        Baca Juga: Tinjau Produksi Vaksin Zifivax, Kepala BPOM Puji Komitmen Capai Kemandirian Farmasi

        Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago juga mengatakan kemungkinan teror yang menyerang anggota Komisi IX berasal dari mereka yang terganggu kepentingan bisnisnya.

        “Secara umum saja, bahwa yang namanya setiap ada kepentingan agenda bisnis yang terganggu pasti akan dihabisi oleh mereka (Mafia Vaksin). Mungkin karena ada yang merasa terganggu dengan adanya vaksin halal itu (serangan teror diluncurkan),” kata dia. 

        Jadi, menurut Pangi, ada pihak yang merasa terganggu dengan keberadaan vaksin merah putih dan halal ini.

        Sehingga mereka berusaha dengan cara apapun untuk menghalang-halangi kehadiran vaksin halal tersebut.

        Dia berpendapat ketika vaksin merah putih dan halal ini hadir maka monopoli bisnis atas program vaksin selama ini akan berakhir.  

        “Mereka ini (vaksin yang ada) tumbuh sendiri dan cenderung monopolistis. Namanya bisnis, kalau terancam pasti ada yang ingin mematikan," ujar dia. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: