Debat dengan Mahasiswa UI, Luhut Balik Badan & Pasang Badan: Dengerin Ya, Saya Tak Pernah Bilang...
Kedatangan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke Kampus Universitas Indonesia (UI) disambut demo mahasiswa. Para pendemo meminta Luhut membuka big data terkait penundaan Pemilu yang pernah diucapkannya.
Kepada para pendemo, Luhut berani pasang badan dengan langsung melakukan adu debat. Namun, soal penundaan Pemilu dan presiden 3 periode, Luhut memilih balik badan. Luhut menyatakan tak pernah mendukung dua isu panas itu.
Luhut tiba di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin (12/4/2022). Kehadiran Luhut ke kampus kuning itu, untuk menghadiri seminar Bangkit Bersama Bangkit lebih Kuat, Indonesia Menyongsong Pasca Pandemi yang digelar di Gedung Balai Sidang UI.
Baca Juga: Soal Big Data yang Disampaikan Luhut, Refly Harun: Ngeri-ngeri Sedap
Kedatangan Luhut ke kampus UI ini pun tak disia-siakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI. Mereka langsung menggelar demo. Aksi mahasiswa ini diawali dengan berjalan kaki dari Halte Fakultas Kesehatan Masyarakat ke Gedung Balai Sidang UI, tempat Luhut sedang mengisi acara.
Para mahasiswa kompak mengenakan kaos hitam sambil memegang bendera kuning. Ada juga yang mengenakan jaket almamater UI yang berwarna kuning. Sesampainya di Gedung Balai Sidang, mahasiswa tidak bisa masuk. Aparat pengamanan UI menghadang mereka.
Karena tidak bisa masuk, para mahasiswa pun akhirnya menggelar aksi di depan gedung sambil menunggu Luhut keluar. Para mahasiswa tampak membawa sejumlah spanduk. Spanduk itu di antaranya bertulisan ‘Turut berduka cita Atas Meninggalnya Demokrasi UI dan Indonesia’.
Mahasiswa juga tampak membawa poster lain bergambar muka Luhut. Di poster tersebut tertulis sederet jabatan yang diemban Luhut saat ini. Selain itu, ada poster bertulisan ‘Potong Bebek Angsa Masak di Kuali Mana Big Datanya Kok Malah ke Sini. Kok Punya Nyali Gak Tau Diri lalalalaalala’.
Bukan cuma membawa spanduk dan poster, para mahasiswa menyanyikan lagu sindiran buat Luhut. Begini isi nyanyiannya: “Potong Bebek Angsa Masak di Kuali Mana Big Datanya Kok Malah ke Sini. Kok Punya Nyali Gak Tau Diri lalalalaalala.” Para mahasiswa juga menyanyikan yel-yel yang menagih Luhut menunjukkan big data yang diklaim berisi aspirasi masyarakat yang meminta Pemilu 2024 ditunda.
Setelah ditunggu 1,5 jam, Luhut akhirnya keluar dari gedung. Mengetahui dirinya didemo, Luhut malah menghampiri para pendemo. “Kalian mau sampaikan apa ke saya?” tanya Luhut, kepada mahasiswa.
Spontan, Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo yang memimpin orasi massa, menyatakan penolakan terhadap penundaan Pemilu, ataupun perpanjangan masa jabatan presiden yang beberapa kali disampaikan Luhut.
Mendengar tudingan itu, Luhut membantahnya. “Saya mau tanya, siapa yang bilang saya minta supaya presiden tiga periode? Saya tanya siapa? Saya nggak pernah bilang itu,” tegas Luhut, sambil menyikap kedua tangannya.
Luhut menegaskan, selama ini tidak pernah menyinggung soal perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, melainkan hanya menyampaikan soal banyaknya orang yang meminta Pemilu 2024 ditunda.
“Dengerin ya, jangan marah-marah, saya tidak pernah mengatakan presiden tiga periode. Tidak pernah. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Itu aja. Apa salah?” tegas Luhut.
Bayu kembali menimpali eks Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) itu. Sembari mengangkat mic orasi, Bayu meminta Luhut membuka big data terkait wacana penundaan Pemilu.
“Silakan Pak buka big data-nya, Pak,” pinta Bayu kepada Purnawirawan TNI itu.
Terkait permintaan itu, Luhut menjawab diplomatis. Kata dia, Presiden Jokowi telah menolak wacana itu dan memutuskan Pemilu digelar 14 Februari 2024. “Kamu tidak berhak juga menuntut saya. Saya punya hak untuk bilang nggak (menolak membuka big data),” terang dia.
Jawaban Luhut semakin kencang ketika terus dicecar mahasiswa untuk membuka big data masyarakat yang mendukung penundaan Pemilu. “Saya juga punya hak, tetapi saya memberi tahu (ada masyarakat yang ingin menunda Pemilu),” imbuh Luhut.
Tidak puas dengan jawaban Luhut, teriakan mahasiswa makin kencang. “Otoriter, Pak!” teriak seorang massa aksi kepada Luhut. “Kalau saya otoriter, saya tidak temui kamu,” jawab Luhut, juga dengan suara kencang.
Setelah perdebatan tidak menghasilkan kesepakatan, Luhut pun memutuskan untuk meninggalkan massa aksi.
Aksi mahasiswa UI ini pun langsung jadi viral di media sosial. Hampir semua memuji keberanian mahasiswa UI yang mendemo dan berdebat dengan Luhut soal penundaan Pemilu.
Bagaimana tanggapan pengamat soal ini? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan menyebut, publik berhak tahu soal big data yang disampaikan Luhut. Apalagi, berdasarkan data itu Luhut bicara soal penundaan Pemilu.
“Harus dia sampaikan mana datanya, dari mana dia memperoleh data itu, sehingga publik bisa menilai apakah pernyataannya valid atau tidak,” tegas Djayadi.
Djayadi menyatakan, Luhut tidak boleh berkilah enggan membuka data. Karena dia telah gembor-gembor menyampaikan pernyataan berdasarkan data yang diklaim.
“Kalau seseorang, apalagi pejabat publik menyampaikan pernyataan tentang sesuatu yang sangat penting, seperti isu perpanjangan masa jabatan presiden, atau presiden tiga periode, dan dia klaim itu berdasarkan data, maka publik berhak tahu,” tukas dia.
Untuk diketahui, permintaan Luhut membuka big data penundaan Pemilu bukan hanya disuarakan oleh mahasiswa saja. Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan partai politik juga meminta itu. Bahkan, ICW sampai menghampiri kantor Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: