Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Blak-blakan Sebut Klaim Big Data Luhut Sampah, Politikus PDIP: Such A Bullshit!

        Blak-blakan Sebut Klaim Big Data Luhut Sampah, Politikus PDIP: Such A Bullshit! Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus menilai big data ratusan yang diklaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan adalah kebohongan besar.

        "Bagi saya klaim big data ratusan juta itu sampah. Tidak lebih dari sebuah kebohongan besar yang buat untuk mendukung hasrat politik yang berlebihan," uhar Deddy di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

        Baca Juga: Makin Tak Masuk Akal, Klaim Big Data Luhut Dibalas Survei SPIN: 71,8 Persen Publik Tidak Percaya

        Anggota Komisi VI DPR RI ini meyakini sampai kiamat sekalipun Menko Luhut tidak akan berani membuka big data secara transparan kepada masyarakat.

        "Saya yakin data yang dipegang Luhut pepesan kosong belaka, such a bullshit!" tegasnya.

        Baca Juga: Mengenal Big Data, Klaim yang Digembar-gemborkan Luhut Binsar Soal Penundaan Pemilu 2024

        Deddy mengatakan sejak awal dirinya sudah meragukan keberadaan big data itu. Karena, secara metodologi lemah dan secara ilmiah sulit dipertanggungjawabkan. Sebab akan sulit membayangkan bagaimana melakukan sampling, analisis, pembobotan, menarik kesimpulan untuk data sebesar itu.

        Menurutnya, jika hanya menggunakan artifisial intelligent atau algoritma tertentu yang menangkap kata 3 periode di media sosial, maka hal itu bisa saja dimungkinkan.

        Hanya saja, hasil yang didapat pasti bias, margin of error tinggi dan sama sekali tidak bisa dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

        Sementara itu, Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi mengatakan Luhut sebagai pejabat publik seharusnya memenuhi tuntutan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) untuk membuka big data pemilu.

        Baca Juga: Mohon Maaf Opung Luhut, Survei: Mayoritas Publik Tak Percaya Big Data Anda soal Penundaan Pemilu

        Apalagi, publik juga turut menunggu big data Luhut yang mengakibatkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat hingga terjadi aksi demonstrasi di berbagai daerah.

        "Karena Luhut pejabat publik, maka Luhut harus menjawab soal data itu ke publik. Jangan bersembunyi dengan alasan dia berhak untuk tidak buka ke publik," ujar Muslim, Rabu (13/4/2022).

        Baca Juga: Sebut Kiamat Pun Luhut Gak Bakal Buka Big Data, PDIP: Pepesan Kosong, Bullshit!

        Jika tidak membuka informasi tersebut kepada publik, maka Luhut bisa dianggap menyebarkan hoaks.

        "Penyebar hoaks harus dihukum sebagaimana yang dituduhkan ke Ratna Sarumpaet," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: