Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Nyangka! Isu Jokowi Jadi Musuh Bersama di Pemilu 2024 Ternyata Strategi Cek Ombak, Simak!

        Gak Nyangka! Isu Jokowi Jadi Musuh Bersama di Pemilu 2024 Ternyata Strategi Cek Ombak, Simak! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Sosial Politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi musuh bersama pada Pemilu 2024, bisa terjadi sebelum masa jabatannya berakhir.

        Hal tersebut kata Herry bisa terjadi jika tak ada perbaikan di era pemerintahan Jokowi yang signifikan.

        Baca Juga: Suara Emak-emak Paling Lantang Saat Demo Mahasiswa: Jokowi Mundur Harga Mati!

        "Isu Jokowi jadi musuh bersama 2024, bisa terjadi jika sebelum dia lengser tak ada perbaikan besar-besaran yang berdampak signifikan," ujar Herry kepada Suara.com, Kamis (21/4/2022).

        Sejauh ini, menurut Herry, semua elemen politik tengah membangun citra positif dengan menempatkan diri pada posisi prorakyat ketimbang prorezim.

        "Misalnya saja kenaikan BBM dan PPN, kelangkaan dan mafia minyak goreng, hingga rasio utang yang cukup tinggi membuat sentimen publik ke Jokowi semakin minor," tutur Herry.

        Belum lagi, lanjutnya, sentimen publik terkait permasalahan kepemimpinan nasional yang kerap berubah-ubah. Bahkan, kebijakannya kurang peka terhadap kondisi di masyarakat.

        Baca Juga: 'Anak Manja Peliharaan SBY Dihajar Habis-habisan oleh Jokowi, Dipukul Pantatnya Pakai Ikat Pinggang'

        "Problem kepemimpinan nasional yang terlihat autopilot dengan beberapa kebijakan yang sering berubah-ubah, kontraproduktif serta kurang peka terhadap kondisi di masyarakat," kata dia.

        Lebih lanjut, Herry menyebut, isu Jokowi menjadi musuh bersama di Pemilu 2024 sebagai strategi cek ombak untuk melihat reaksi masyarakat baik pendukung maupun oposisi terhadap Jokowi.

        "Di sisi lain ini bentuk strategi tes ombak untuk melihat reaksi masyarakat dan besaran dukungan terhadap oposisi maupun pendukung Jokowi," tutur Herry.

        Baca Juga: Jengkel Laporannya Soal Big Data Ditolak Lagi, Eggi Sudjana: Masa Polri Kalah Sama...

        Sehingga kata Herry, isu tersebut diserahkan kepada masing-masing elemen politik. Yakni untuk menguatkan basis atau hanya untuk meraup suara swing voters.

        "Semua ini kembali pada strategi masing-masing elemen politik untuk menguatkan basis atau sekedar meraup suara swing voters," katanya.

        Sebelumnya, Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab (HRS), Aziz Yanuar, memprediksi Rezim Joko Widodo maupun penerusnya berpotensi menjadi musuh bersama pada Pemilu 2024.

        Hal itu lantaran pemerintahan saat ini mempertontonkan ketidakadilan hukum hingga ekonomi secara gamblang. Kalangan opisisi didorong solid dan bersatu sehingga muncul pemerintahan yang lebih baik pada 2024.

        Baca Juga: Sebut Ada Teman Luhut di Kasus Minyak Goreng, Demokrat: Pantas Mendag Lutfi Tak Mampu, Lawannya...

        “Kita dihadapkan permasalahan penegakan hukum dan ekonomi, akan ada arah common enemy (musuh bersama),” ujar Aziz dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (20/4/2022).

        Aziz menganalisis pihak rezim tak akan tinggal diam dengan potensi menguatnya gerakan opisisi jelang 2024.

        Menurut dia, ada kemungkinan pemerintah akan membuat manuver untuk memperbaiki citra mereka di bidang penegakan hukum maupun ekonomi. 

        Baca Juga: Sebut Jokowi Perlu Ganti Mendag Lutfi, Fadli Zon: Kalau Dipertahankan Malah Merugikan!

        Bahkan, dia menilai tak menutup kemungkinan manuver itu juga berdampak pada Habib Rizieq. Sebagai informasi, Habib Rizieq divonis emmpat tahun penjara atas penyebaran berita bohong terkait hasil tes swab RS Ummi pada 24 Juni 2021.

        “Pihak rezim pastinya tidak tinggal diam, sudah jadi perhitungan mereka. Saya yakin akan ada manuver terkait penegakan hukum yang berkeadilan, bahkan kejutan manuver bisa jadi pada Bang Rizieq sendiri (dapat keringanan hukum),” tuturnya.

        Oleh karena itu, Aziz mendorong kalangan opisisi bersatu dan meninggalkan baju kelompoknya agar menjadi gerakan yang signifikan.

        Baca Juga: Kritik Habis Pendukung Jokowi, Refly Harun: Berisik Soal Radikalisme tapi Soal Korupsi Mingkem!

        Aziz menegaskan, kebutuhan pemerintahan yang adil bukan hanya demi umat Islam semata, tapi untuk seluruh warga Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: