Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Merinding! Senjata Rusia yang Ini Sangat Kecil, tapi Pakar Sebut Mematikan

        Merinding! Senjata Rusia yang Ini Sangat Kecil, tapi Pakar Sebut Mematikan Kredit Foto: Instagram/Russian Army
        Warta Ekonomi, London -

        Ahli forensik dari Ukraina Vladyslav Pirovskyi mengungkapkan cara tentara Rusia menewaskan warga sipil di Bucha, salah satu kota di Oblast. Menurut dia, puluhan warga Bucha tewas akibat panah logam berukuran kecil dari peluru yang ditembakkan pasukan Rusia.

        "Kami menemukan beberapa benda yang sangat tipis seperti paku di tubuh pria dan wanita," kata Pirovskyi seperti dilansir The Guardian pada Minggu (24/4/2022).

        Baca Juga: Ngeri! Rusia Kuak Plot Pembunuhan Ukraina terhadap Host TV Milik Negara

        Pirovskyi mengaku kesulitan menemukan peluru itu di tubuh korban karena bentuknya yang sangat kecil.

        Pakar senjata independen meninjau gambar peluru logam yang ditemukan Pirovskyi. Mereka mengonfirmasi bahwa benda tersebut ialah flechette, senjata antipersonel yang banyak digunakan selama perang dunia pertama.

        Anak panah logam kecil tersebut berasal dari dalam tangki atau cangkang senjata. Setiap cangkang bisa berisi hingga delapan ribu flechette.

        Ahli senjata asal Inggris Neil Gibson memperhatikan foto-foto flechettes yang ditemukan pada tubuh korban.

        Menurut dia, flechettes tersebut berasal dari peluru artileri 122 milimeter 3Sh1 yang digunakan pasukan Rusia. Gibson menjelaskan senjata tersebut merupakan proyektil yang tidak biasa dan jarang terlihat.

        "Ini adalah proyektik antipersonel (APERS) seri 'Sarang Lebah' milik Rusia. Senjata ini beroperasi seperti pecahan peluru, tetapi diisi dengan flechette," tutur Gibson.

        Amnesti Internasional menilai flechettes tidak boleh digunakan di daerah sipil.

        "Flechettes adalah senjata antipersonel yang dirancang untuk menembus vegetasi lebat dan untuk menyerang sejumlah besar tentara musuh," bunyi keterangan Amnesti Internasional.

        Tentara Rusia diduga melakukan pembantaian secara brutal terhadap warga sipil di Kota Bucha, Ukraina. Setelah menduduki Bucha, tentara Rusia diperintahkan untuk mundur dari kota tersebut pada akhir Maret lalu.

        Kemudian, pasukan Ukraina melakukan penyisiran di Bucha dan mengeklaim menemukan banyak mayat warga sipil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: