Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenkop-UKM Dorong Wirausaha Perempuan Tingkatkan Kontribusi dalam Pemulihan Ekonomi

        Kemenkop-UKM Dorong Wirausaha Perempuan Tingkatkan Kontribusi dalam Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Kemenkop-UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) mendorong wirausaha perempuan agar meningkatkan kontribusinya dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

        Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki saat memberikan opening remarks dalam acara G20 Empower 2nd Plenary Meeting: Women In SMEs As Drivers of Economic Growth, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (18/5), mengatakan, kontribusi dan peran perempuan dalam kewirausahaan termasuk UMKM sampai saat ini tercatat sangat besar.

        Baca Juga: Menkop-UKM Pastikan Tahun 2022 UMKM Siap Bangkit dari Pandemi

        "Sekitar 64% dari 64 juta UMKM digerakkan oleh perempuan. Bahkan, di Indonesia UMKM berkontribusi terhadap 60 persen pendapatan nasional," kata Menkop-UKM Teten Masduki, dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Jumat (20/5/2022).

        Oleh karena itu, kata Menteri Teten, Kemenkop-UKM memberikan dukungan penuh agar pelaku usaha perempuan ini terus meningkatkan kontribusinya. Terutama, pascapandemi Covid-19, peran pelaku usaha perempuan juga mendorong percepatan pemulihan ekonomi.

        "Pandemi selama dua tahun terakhir telah mengakibatkan kemunduran ekonomi dan mengubah perilaku belanja konsumen dan rantai pasokan global. Dampak pandemi ini dirasakan lebih parah oleh pelaku usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar, di mana pelaku UMKM harus menghadapi kebangkrutan atau penurunan pendapatan," kata Menteri Teten.

        Dia menegaskan, tantangan baru yang juga dimunculkan pascapandemi adalah peningkatan kesenjangan gender dalam partisipasi dan peluang ekonomi. Riset menunjukkan bahwa pandemi paling memengaruhi pengusaha perempuan dengan mencapai angka 76%, karena perempuan harus bekerja dari rumah.

        Acara yang digelar secara hybrid ini turut dihadiri secara offline oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Bintang Puspayoga), Co-Chairman G20 Empower Rinawati Prihatiningsih, dan Charwoman G20 Empower Yessie D Yosetya. Selain itu, juga dihadiri secara online oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno.

        Menkop-UKM melanjutkan, peran pelaku usaha perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata, baik di Indonesia maupun di level global. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan sekaligus merupakan bagian dari upaya mencapai kesetaraan gender dalam partisipasi ekonomi.

        "Perempuan juga merupakan tulang punggung banyak ekonomi di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Bisnis yang dimiliki oleh perempuan memiliki peran kunci dalam pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi. Kemenkop-UKM mendukung UKM perempuan terus berinvestasi dalam percepatan pemulihan ekonomi yang inklusif," kata Menteri Teten.

        Ia mengatakan, saat ini dunia tengah berupaya melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi dan sedang berjuang mengurangi dampak pandemi terhadap bisnis. Karenanya, pemulihan terhadap bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan juga menjadi sangat penting.

        Selaras dengan target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dan deklarasi G20, G20 Empower sebagai aliansi antara swasta dan pemerintah dimaksudkan untuk membangun kesadaran yang lebih kuat tentang produktivitas perempuan pascapandemi. Mendukung dan meningkatkan kolaborasi adalah pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi.

        Selanjutnya, bentuk dukungan KemenkopUKM kepada usaha perempuan adalah menyelenggarakan Seminar Pemberdayaan Wirausaha Perempuan Melalui Bisnis Inklusif yang berlangsung pada Maret 2022 sebagai side event G20. Kemudian, juga mengadopsi tiga rekomendasi kebijakan berwawasan ke depan yang dapat memperkuat komitmen aksi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam membangun kembali produktivitas perempuan. Khususnya, pada UKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan.

        Rekomendasi pertama, Menteri Teten menegaskan pentingnya meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan investor untuk mendukung wirausaha perempuan. Kedua, mendorong kebijakan di bidang keuangan dan infrastruktur yang sensitif gender dan memberikan akses pendanaan dan legalitas. Ketiga, meningkatkan program literasi digital keuangan bagi pengusaha perempuan untuk meningkatkan kesiapan investasi.

        Menurut Menteri Teten, pemulihan yang berfokus pada perempuan sejalan dengan janji inklusi dan pertumbuhan berkelanjutan serta menghilangkan hambatan dalam proses pemberdayaan perempuan, terutama dalam kemajuan ekonomi dan keuangan.

        "Dengan pandemi yang memperlebar kesenjangan gender dalam perekonomian, khususnya UMKM, penting untuk mengambil tindakan cepat agar kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak tertinggal," ucap Teten.

        Baca Juga: Ini Dia Rekomendasi Strategis KemenKopUKM Wujudkan Koperasi Miliki Pabrik Minyak Goreng, Simak!

        Kemenkop-UKM, kata Menteri Teten, menyadari pentingnya peran pemberdayaan ekonomi perempuan terhadap masyarakat, keluarga, dan perekonomian secara luas. Untuk itu, alasan ekonomi untuk mendukung UMKM perempuan sangatlah kuat.

        "Saya berharap diskusi hari ini akan memberikan rekomendasi yang menyeluruh dan tepat dalam membangun kembali produktivitas perempuan pascapandemi sehingga Indonesia dan negara-negara G20 lainnya dapat mengadopsi ke dalam kebijakan dan memperkuat kerja sama kontribusi UMKM perempuan dalam skala nasional dan global," kata Teten.

        Dorongan Stakeholder

        Secara virtual, Menteri BUMN Erick Tohir menambahkan, sebanyak 49,5 persen masyarakat Indonesia merupakan kaum perempuan. Perempuan Indonesia juga memiliki kemampuan untuk membangun usaha meski banyak tantangan yang dihadapi dalam bisnis maupun profesional. Mulai dari kesenjangan gender, puncak kepemiminan, pelecehan, hingga kekerasan dan diskriminasi.

        "Untuk di Kementerian BUMN kami menjalankan program affirmation action dengan kepemimpinan perempuan sebanyak 15 persen. Saat ini, targetnya kami tingkatkan hingga 20% di tahun 2022," kata Erick.

        Menteri Erick menyambut baik penyelenggaraan G20 Empower sehingga ke depan diharapkan terjadi kerja sama antara pemerintah, swasta, dan stakeholder lainnya dalam memperjuangkan perempuan di dunia bisnis dan profesional.

        Menparekraf Sandiaga turut mendukung peran perempuan dalam berusaha. Pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata terkena imbas yang sangat dalam. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama mendorong mulai tumbuhnya industri pariwisata terutama di 5 destinasi wisata super prioritas, sekaligus mengajak pelaku usaha turut ambil bagian dalam pemulihan ekonomi.

        Selanjutnya, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menekankan, perlunya dukungan dari berbagai pihak dalam mendorong kontribusi usaha perempuan dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Potensi ekonomi yang dibangun oleh perempuan,memberikan dampak signifikan bagi ekonomi Tanah Air juga dunia.

        "Potensi perempuan harus terus berlangsung dan dimaksimalkan. Bukan hanya bagi ekonomi negara ini, melainkan juga untuk ketahanan ekonomi dunia. Seperti yang saat ini dilakukan dalam G20 Empower, mendorong masyarakat juga untuk menghapus stigma dan stereotype bahwa perempuan hanya manusia kedua. Pemberadayaan perempuan mampu menginspirasi dunia," katanya.

        Sebagai penutup, Co-Chairman G20 Empower Rinawati Prihatiningsih menyampaikan, dalam Presidensi G20 Indonesia ini, acara talkshow pemberdayaan perempuan adalah sebagai dorongan ekonomi. "Hal ini sesuai dengan target SDGs G20 dan visi G20 untuk meningkatkan produktivitas perempuan pascapandemi," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: