Ada Bendera Tauhid di Deklarasi 'Sang Presiden Kami Anies Baswedan', Guntur Romli: Kok Disingkirkan?
Kredit Foto: Instagram/Mohamad Guntur Romli
Aktivis Jaringan Islam Liberal dan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohammad Guntur Romli kembali mengomentari pengibaran bendera Tauhid di deklarasi Anies Baswedan. Guntur mempertanyakan alasan kenapa bendera tersebut disingkirkan, sebab jika bendera Tauhid kenapa harus takut, sehingga bendera itu disingkirkan.
Apalagi, lanjut Guntur, jika bendera itu yang menyingkirkan adalah ormas lain, pasti akan ada kesan jika ormas tersebut menistakan bendera Tauhid.
Baca Juga: Bendera Mirip HTI di Deklarasi Anies Presiden 2024-2029 Berkibar, Guntur Romli: Cek-cek Ombak Terus
"Katanya itu Bendera Tauhid, bukan Bendera HTI, tapi kok disingkirkan? Coba yang nyingkirin Banser, Ansor pasti langsung dituding: menista bendera Tauhid!" ucapnya dilansir fajar.co.id dari twitter pribadinya, Rabu (8/6/2022).
"Kalau mereka yang singkirin: sayang Pak Anies. Jadi Antum lebih sayang Pak Anies daripada Bendera Tauhid? Bahlul murakkab antum," pungkasnya.
Sebelumnya, Polisi menyebut tengah menyelidiki kelompok yang deklarasi Anies Baswedan sebagai capres 2024 di Hotel Bidakara. Hal ini terkait bendera tauhid yang sempat berkibar. Kelompok ini bernama 'Majelis Sang Presiden Kami' menggelar deklarasi mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) 2024.
Baca Juga: Aksi FPI Reborn Mungkin dari Lawan Politik, Guntur Romli Gak Yakin: Keterikatan Anies-FPI Itu Fakta
Polres Metro Jakarta Selatan menyebut tengah menyelidiki kelompok tersebut. "Terima kasih infonya. Lagi dilidik (diselidiki, red)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit saat dihubungi wartawan, Rabu (8/6/2022).
Sementara Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan pihaknya juga tengah mendalami terkait bendera yang dikibarkan itu. "Sedang kami dalami bendera apa tersebut, karena bendera HTI ada kemiripan dengan bendera Tauhid," kata Kombes Budhi.
Sebelumnya, Deklarasi 'Sang Presiden Kami Anies Baswedan' diwarnai ketegangan gara-gara bendera bertuliskan tauhid. Panitia beralasan mereka tak mau Anies kejebak. Kelompok ini menggelar deklarasi Anies sebagai calon presiden (capres) 2024 di di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022). Judulnya 'Sang Presiden Kami Anies Baswedan'.
Pada mulanya sempat terpajang beberapa bendera di depan, ada berkalimat tauhid warna hitam dan putih di panggung acara. Bendera tersebut dipasang peserta dengan disandingkan bersama bendera merah putih. Lalu ada sedikit ketegangan ketika acara hendak dimulai disebabkan bendera berkalimat tauhid ini.
Bendera tersebut terpajang dari sebelum acara dimulai. Namun, sebelum acara dimulai sempat ada ketegangan karena panitia meminta agar bendera berkalimat tauhid yang dipasang peserta itu diturunkan. Panitia yang meminta bendera tersebut diturunkan menyebut bendera tauhid hitam putih itu sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Baca Juga: Singgung Ganjar dan PDIP, Pengamat: Kalau Anies Datang ke Jokowi Minta Restu Capres, Pasti Didukung
Sebelum acara dimulai, sempat ada ketegangan antar panitia dan peserta. Mereka saling berteriak satu sama lain. "Itu kalau mau lepas, ana umat Islam!" teriaknya.
Lalu panitia mengatakan pemasangan bendera tersebut akan mencoreng Anies Baswedan. Selain itu, pemasangan bendera itu ditakutkan akan membuat persepsi yang keliru.
"Antum sayang Pak Anies? Kita nggak mau Pak Anies kejebak," teriaknya.
"Jangan sangkut pautin bendera tauhid itu bendera HTI," balas peserta itu kepada panitia.
Baca Juga: Ada Massa Peserta Deklarasi Anies Baswedan Ngaku Eks FPI, Aziz Yanuar Dibuat Bertanya-Tanya
"Saya bilang, kami nggak mau Pak Anies terjebak gegara bendera itu!" balas panitia.
Alhasil keempat bendera tersebut telah diturunkan oleh pihak panitia. Tak ada lagi bendera bertuliskan kalimat tauhid di lokasi ini, hanya tersisa bendera merah putih. Di akhir acara, salah satu deklarator yaitu Alif Akbar bin Abdurahman Al Yamani mengklarifikasi keributan tersebut.
"Kalau itu bentuk kecintaan kita satu sama lain, saling mengingatkan, bukan satu hal yang dibesar- besarkan," kata Alif yang mengaku sebagai eks simpatisan Front Pembela Islam (FPI) ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: