Lagi-lagi Dapat Sokongan, Indonesia bakal Panen Cuan Sebagai Presidensi G20
Indonesia dan Korea Selatan dapat menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dalam digitalisasi sektor keuangan mereka, kata utusan utama Indonesia di Seoul.
“Pada digitalisasi sektor keuangan, kedutaan kami memulai tahun ini apa yang disebut kolaborasi digital dan percepatan start-up antara kedua negara,” kata Gandi Sulistiyanto, duta besar Indonesia untuk Korea, dalam media briefing yang diadakan di kediaman diplomatiknya di Seoul pada 3 Juni.
Baca Juga: Kondisi Geopolitik Jadi Risiko yang Dihadapi Presidensi G20, Menggeser Pandemi Sebagai Tema Utamanya
“Kolaborasi bilateral dalam digitalisasi adalah prioritas bagi semua kedutaan besar Indonesia, serta dalam kepresidenan G20 kami,” tambahnya, tulis Korea JoongAng Daily.
KBRI Seoul tahun ini membuat divisi Digital Economy & Start Up Acceleration yang memfasilitasi hubungan bisnis antara start-up Indonesia dan Korea.
Tujuannya, menurut kedutaan, tidak hanya untuk memfasilitasi akses bilateral ke pasar masing-masing, tetapi juga membantu perusahaan rintisan berbagi informasi dan pengetahuan serta menciptakan ekosistem kolaborasi.
Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 pada bulan November, pertemuan tahunan perwakilan dari 19 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Asia dan Afrika, dan perwakilan dari Uni Eropa, untuk mengatasi tantangan bersama seperti stabilitas keuangan internasional dan perubahan iklim .
Menjadi tuan rumah KTT untuk pertama kalinya sejak peresmiannya pada tahun 1999, Indonesia menetapkan tiga isu prioritas untuk kepresidenannya: memperkuat arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan dan percepatan transformasi digital.
“Indonesia menjabat sebagai presiden G20 dalam situasi yang sangat menantang dan kompleks di seluruh dunia termasuk pandemi Covid-19,” kata Adhyanti Sardanarini Wirajuda, konselor KBRI Seoul.
“Untuk menjawab tantangan ini, kepresidenan Indonesia mengusung semangat pemulihan dan oleh karena itu temanya, 'Pulihkan bersama, pulihkan lebih kuat,'” sambung Adhyanti.
Indonesia akan menjadi tuan rumah lebih dari 180 pertemuan tentang masalah kesehatan, energi dan digitalisasi, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh negeri termasuk di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bandung dan Manado.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto