Ini Cara Ruangguru Hadapi Persoalan Kesenjangan dan Keterbatasan Akses Belajar
Platform belajar daring Ruangguru turut memperhatikan persoalan kesenjangan dan keterbatasan akses belajar bagi para siswa di Indonesia. Sikap ini merupakan bagian dari pilar Ruangguru yakni Pilar 2 Akses Pendidikan.
"Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini Indonesia masih menghadapi kesenjangan belajar bagi anak kecil. Misalnya, akses belajar di kota besar dan daerah kecil," kata Iman Usman, Pendiri dan Direktur Operasional Ruangguru, saat konferensi pers virtual, Senin (20/6/2022).
Baca Juga: Ruangguru Capai 38 Juta Pengguna Terdaftar di 2021: Berkat Inovasi Pengembangan Pendidikan
Untuk mengatasi masalah tersebut, Ruangguru mengecilkan ukuran bandwith video hingga 80% agar para siswa dapat mengakses materi dan fitur belajar secara lebih lengkap meskipun terdapat keterbatasan akses internet di daerahnya.
Selain itu, Ruangguru juga menghadirkan fitur yang membuat materi dapat diunduh serta materi yang dapat diakses tanpa jaringan internet. Inisiatif yang kedua diwujudkan melalui pembelajaran yang bersifat luring, yaitu OnTheGo, yang dimuat ke dalam perangkat elektronik berupa USB dan dapat dikoneksikan ke ponsel atau komputer.
Baca Juga: Selamat! Guru Non-ASN yang Lolos Passing Grade 2021 Akan Diprioritaskan
Tantangan berikutnya adalah kesenjangan akses belajar yang disebabkan faktor ekonomi. Dalam menghadapi tantangan ini, Ruangguru berinisiatif untuk menyelenggarakan program Indonesia Learning Fellowship (ILF) yang memberikan pendampingan belajar dan persiapan masuk perguruan tinggi dengan periode belajar selama setahun.
Program ini mencakup serangkaian pendampingan akademik serta pengembangan diri untuk jenjang SD hingga SMA, baik sekolah formal maupun informal.
Sepanjang 2021, Ruangguru bersama para mitranya telah memberikan beasiswa afirmatif kepada 4.645 siswa di 26 provinsi yang memiliki keterbatasan ekonomi atau tinggal di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
"Hasilnya, 83% siswa berhasil diterima di PTN dengan tingkat kepuasan program 9,6 dari 10," ungkap Iman.
Baca Juga: MenKopUKM Ajak Perguruan Tinggi Lahirkan Wirausaha Berkualitas dan Kompeten
Problem terakhir yakni menyangkut keterbatasan akses belajar bagi siswa difabel. Guna membantu para siswa difabel untuk mendapatkan akses belajar yang layak, Ruangguru berinisiatif meluncurkan fitur subtitle dan talkback.
Fitur subtitle menampilkan teks pada setiap video pembelajaraan sehingga siswa tunarungu dapat memperoleh informasi belajar melalui teks yang tersedia. Kemudian, fitur talkback memberikan panduan penggunaan perangkat atau media elektronik dengan menggunakan audio.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Keuntungan Beli Obat Online di Aplikasi SehatQ
Dengan begitu, siswa tunanetra dapat terbantu untuk memahami materi belajar yang disediakan dengan lebih mudah.
"Kami pastikan bahwa produk yang kami kembangkan ibu bisa diakses oleh siapa saja," tutur Iman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: