Bagaimana Lajur Data Traffic dan Konten Bisa Sampai ke Pengguna? Berikut Penjelasan Google
Setiap video yang dibagikan, email yang dikirimkan, dan aplikasi yang di-download bergantung pada data traffic yang bergerak melalui infrastruktur jaringan internasional. Lalu bagaimana konten-konten ini secara ajaib bisa sampai kepada pengguna dalam sekejap?
Melansir dari siaran resminya, Selasa (21/6/2022), VP dan Head of Google Global Networking, serta Head of Technology and Strategy, Google Cloud for Telecommunications, Bikash Koley mengatakan semuanya berkat ekosistem canggih dengan keterlibatan perusahaan dan penyedia layanan lokal, yang bersama-sama membangun infrastruktur global.
Hal ini, menurutnya, agar bisnis dan semua orang di seluruh dunia bisa mendapatkan pengalaman terbaik saat browsing, panggilan video, streaming, dan lain-lain.
Baca Juga: Capai Level Tertinggi, Google Trend Catat Pencarian 'Bitcoin Mati' Memuncak
"Di Google, kami turut berperan dengan melakukan banyak hal, mulai dari membangun dan mengoperasikan pusat data yang sangat aman dan jaringan 'jalan bebas hambatan' yang bercakupan global, hingga mengelola Google Global Cache untuk menyimpan konten di dekat orang-orang yang banyak mengaksesnya," katanya.
Di sini, kata Koley, yang dimaksud “traffic” adalah video, email, dan informasi yang berpindah dari Google kepada konsumen dan dari Google Cloud kepada konsumen. Seperti lalu lintas kota, semakin banyak penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan jalan yang berkualitas baik, agar orang-orang bisa melintas dengan lancar. Jika jalan kurang baik, kemacetan akan meningkat. Orang-orang juga akan mulai menggunakan gang dan jalan kecil, sehingga membuat lalu lintas semakin tersendat.
"Cara kerja internet sangat mirip dengan ilustrasi di atas. Saluran-saluran glass fiber menjadi 'jalan utama' untuk semua konten digital yang dikirim lewat internet. Selain jalan-jalan itu, kami juga membangun layanan dan infrastruktur lain untuk mengarahkan, memproses, dan menyimpan data tersebut dalam perjalanan menuju destinasinya," jelasnya.
Berikut adalah berbagai investasi yang telah Google lakukan untuk mendekatkan konten ke pengguna, pelanggan, serta pengguna akhir pelanggan, demi pengalaman berinternet yang lebih baik.
Jaringan
Infrastruktur utama yang memungkinkan jangkauan global Google adalah jaringan kabel fiber optic di darat maupun di laut yang menghubungkan pusat data dan Point of Presence (POP), seperti halnya jalan bebas hambatan yang menghubungkan kota-kota besar.
"Selama bertahun-tahun, kami telah berinvestasi besar untuk bekerja sama dengan partner di seluruh dunia dalam membangun dan menyewakan kabel fiber optic, misalnya kabel bawah laut Firmina, Apricot, dan Topaz. Kabel-kabel ini membantu menghubungkan infrastruktur Google dan mendekatkan konten kepada pengguna akhir," ungkap Koley.
Ia juga mengatakan Google juga banyak bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk membangun dan mengoperasikan proyek kabel bawah laut, misalnya dengan Orange (kabel Dunant), Sparkle (kabel Blue dan Raman), serta Société d’infrastructures numériques dan CSquared (kabel Equiano di Togo).
"Kami juga membeli fiber pair dari perusahaan telekomunikasi untuk memastikan ketersediaan dan ketangguhan jaringan kami," imbuhnya.
Berbekal kapasitas yang cukup, Koley mengatakan Google dapat menjalankan jaringan mesh dengan banyak koneksi kabel antar berbagai negara dan benua. Jaringan pun akan tetap tersedia apabila kabel mengalami kerusakan fisik yang memang terkadang bisa terjadi. Biasanya, disebabkan oleh pukat harimau dan jangkar kapal (bukan karena digigit hiu, seperti yang banyak dibilang orang). Perlindungan terbaik untuk potensi gangguan semacam ini adalah membangun banyak jalur jaringan.
Pusat data dan POP
Jaringan Google terhubung ke pusat data dan cloud region di seluruh dunia dan berfungsi sebagai mesin komputasi untuk produk dan layanannya. Dalam pusat data Google inilah yang menjalankan produk-produk seperti Search, Gmail, dan YouTube untuk semua orang di mana saja, ikut menjaga internet tetap hidup sepanjang waktu dan setiap hari.
"Walau kami terus memperluas jaringan dan menambah pusat data dan lokasi cloud region secara global, beberapa pelanggan dan pengguna kami secara geografis tetap cukup jauh dari pusat data atau cloud region Google. Bayangkan jika Anda harus naik mobil delapan jam hanya untuk menonton video, membaca email, atau melakukan panggilan Meet dengan kolega atau teman!," ujar Koley.
Ia menambahkan, "Untuk mengatasi masalah ini, kami membangun ratusan POP di seluruh dunia untuk mendekatkan konten ke internet service provider (ISP) lokal dan, kemudian, pengguna akhir. Traffic akan dibawa melalui jaringan khusus kami, dioptimalkan agar selalu cepat dan tersedia hingga tiba di POP. Dari sana, dengan memungut biaya dari pelanggan mereka, ISP mengirimkan konten secara lokal kepada pelanggan yang memintanya."
Peering
Satu hal yang juga tak kalah penting adalah peering, atau interkoneksi, dimana Google bertukar traffic dengan ISP lokal. Saat pengguna ingin menonton video di YouTube dari rumahnya, ISP mengambil video tersebut dari jaringan, membawanya ke jaringan mereka, kemudian melewati “saluran jarak dekat” menuju rumah atau perangkat seluler pengguna, dengan layanan langganan yang mereka berikan kepada pengguna akhir.
Perpindahan tanggung jawab antara ISP, penyedia konten, jaringan akademik, atau jaringan apa pun yang ikut berpartisipasi di internet biasanya terjadi di sebuah lokasi umum yang disebut fasilitas kolokasi. Setiap partisipan menanggung biaya masing-masing untuk membawa informasi ke fasilitas kolokasi, di mana mereka bisa mengirimkan dan menerima traffic serta membantu pengguna mengakses konten internet.
"Fasilitas kolokasi ini bukan pusat data milik Google maupun milik ISP, melainkan tempat netral yang bisa diakses banyak operator. Ia berfungsi sebagai titik pertemuan berbagai jaringan, tempat jalan milik ISP bertemu dengan jalan milik Google. Fasilitas ini juga lokasi yang bagus untuk membangun POP dengan kemampuan peering," jelas Koley.
Google Global Cache
Selain berinvestasi dalam fasilitas POP untuk mendekatkan konten ke ISP dan pengguna akhir, Koley mengatakan Google juga memiliki program sukarela bernama Google Global Cache (GGC) yang memungkinkan ISP meng-hosting cache untuk traffic Google dalam jaringan mereka sendiri.
Cache ini secara sementara menyimpan konten statis yang banyak diakses oleh pelanggan ISP. ISP pun dapat mengambil konten dari jaringan mereka sendiri, tanpa harus membawa traffic itu dari POP Google ke jaringan mereka. Dengan kata lain, program ini membantu mengurangi “kepadatan jalan”, meningkatkan pengalaman pelanggan ISP, dan memungkinkan ISP mengurangi beban biaya mereka.
"Singkatnya, data traffic internet dibawa melalui jalan yang panjang dan berliku dari tempat asal ke tujuan yaitu komputer atau perangkat pengguna akhir dan Google turut berperan dalam membangun dan memelihara jalan itu, bersama partner dan perusahaan teknologi internet lainnya. Kami harap informasi ini dapat membantu memahami bagaimana konten internet disajikan kepada pengguna akhir di seluruh dunia," tutup Koley.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: