Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Strategi BI Jabar Hadapi Tekanan Ekonomi Global

        Strategi BI Jabar Hadapi Tekanan Ekonomi Global Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat mengeluarkan beberapa rekomendasi dalam rangka menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi.

        Kepala BI Jabar, Herawanto menjelaskan beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan, di antaranya, pertama, melalui langkah koordinatif merespons potensi stagflasi dunia dan tekanan inflasi yang tinggi. Hal itu dilakukan melalui penguatan strategi kebijakan 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

        Baca Juga: Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Jabar Genjot Eksportir Milenial

        "Terutama dalam menjaga kepastian ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan di wilayah Jawa Barat didukung oleh penerapan teknologi serta ketersediaan sistem informasi yang memadai," kata Herawanto kepada wartawan usai mengikuti kegiatan Media Update terkait Perkembangan Perekonomian Jawa Barat di Kabupaten Bogor, Jumat malam (8/7/2022).

        Herawanto melanjutkan, rekomendasi kedua ialah menjaga perbaikan kinerja ekspor dan investasi Jawa Barat di tengah tekanan stagflasi global. Berbagai dukungan di antaranya melalui pemberian kemudahan dan insentif ekspor terutama pada komoditas potensial di luar yang ada seperti perikanan dan maritim serta pertanian di Jawa Barat Selatan yang perlu didukung dengan konektivitas yang baik.

        Selain itu, upaya meningkatkan efisiensi industri hulu hilir, optimalisasi substitusi bahan baku impor dan pemanfaatan limpahan order dari negara pesaing melalui penetrasi ceruk pasar baru ke pasar potensial seperti Australia dan Arab Saudi untuk komoditas electronic vehicle perlu ditingkatkan lebih lanjut.

        "Saat ini Jawa Barat masih mencatatkan kinerja ekspor yang positif dan makin membaik dengan pertumbuhan sebesar 17,73% pada posisi Mei 2022," ungkapnya.

        Kondisi tersebut juga didukung indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Barat yang tercatat sebesar 59,9, mencerminkan geliat pelaku industri manufaktur pada fase ekspansif. "Ini juga memberikan kesempatan bagi bergeraknya sektor perdagangan yang di antaranya ditunjukkan oleh data yang dirilis Gaikindo bahwa adanya peningkatan mobil dalam negeri yang tumbuh 5,03% (yoy), diiringi terbukanya pasar ekspor baru seperti Australia dan Timur Tengah," jelasnya.

        Rekomendasi ketiga, dijelaskan Herawanto, ialah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu memanfaatkan potensi berkembangnya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru Jawa Barat di antaranya melalui optimalisasi sektor maritim dan industri kreatif creator games.

        Sementara, rekomendasi selanjutnya di antaranya mempercepat realisasi fiskal pemerintah daerah selain untuk menjaga konsumsi masyarakat, juga untuk mendorong realisasi kegiatan investasi proyek infrastruktur baik PSN nasional maupun daerah.

        Baca Juga: Tarik Investasi Industri Hilir Minyak Atsiri, Pemerintah Tawarkan Insentif Fiskal

        "Selain itu, peningkatan kapasitas pekerja untuk memenuhi kebutuhan industri melalui edukasi dan vokasi pendidikan teknologi juga peningkatan inklusi dan literasi digital melalui pemanfaatan teknologi," ungkapnya.

        Lebih lanjut, kata Herawanto, dalam upaya mengoptimalkan langkah sinergi dan kolaborasi kebijakan tersebut, Bank Indonesia se-Jawa Barat telah menyelenggarakan berbagai event kolaboratif di antaranya Karya Kreatif Jawa Barat dan West Java Industrial Meeting (WJIM), serta akan mengoptimalkan beberapa event kolaboratif lainnya, di antaranya West Java Economic Society (WJES), West Java Digital Economic Festival (WJDEF), West Java Sharia Economic Festival (WJSEF) West Java Infrastructure Forum (WJIF), West Java Investment Summit (WJIS), dan West Java Annual Meeting (WJAM).

        "Berbagai upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan Jawa Barat yang tetap optimis dalam rangka menjaga keberlanjutan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mengantisipasi potensi tekanan inflasi global guna mendukung pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: