Pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 berlangsung di Bali pada 8 Juli 2022, namun acara ini tidak berjalan lancar karena negara-negara Barat fokus melancarkan kritik kepada Rusia atas perang dengan Ukraina sehingga Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dikabarkan walk out dari pertemuan.
Presiden Pemuda Asia Afrika (Asian African Youth Government-AAYG) Respiratori Saddam Al Jihad berpendapat bahwa negara-negara anggota G20 mestinya memaksimalkan forum tersebut untuk membahas pemulihan ekonomi akibat krisis Covid-19, bukan malah membahas perang.
"Sungguh sangat disayangkan, G20 Foreign Ministers' Meeting [FMM G20] kemarin tidak berjalan sebagaimana mestinya. Negara-negara Barat memanfaatkan forum ini untuk melakukan protes kepada Rusia, padahal seharusnya G20 fokus soal pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19," kata Saddam dalam keterangan resminya, Rabu (13/7/2022).
Saddam menilai beberapa negara Barat sengaja menggunakan forum tersebut sebagai media untuk menprovokasi Rusia, sampai-sampai Lavrov keluar pada saat pertemuan sedang berjalan. Saddam menegaskan, hal ini tidak dapat dibenarkan.
"Apa yang dilakukan sejumlah negara Barat tidaklah dibenarkan, apalagi menjadi provokator dan telah mendiskreditkan Rusia. Indonesia sebagai presidensi atau tuan rumah G20 harus memainkan perannya agar forum berjalan on the track," tegasnya.
Dia berharap agar Indonesia dapat mengendalikan forum-forum G20 selanjutnya dan mampu menjadikan momentum tersebut sebagai wadah memperkuat kerja sama antarnegara untuk memulihkan kondisi ekonomi global.
"Indonesia mesti menjadi tuan rumah andal dengan menjaga netralitas, tidak cenderung ke salah satu kubu. Jika Indonesia mampu menjadi episentrum sehingga semua anggota G20 dapat berkolaborasi secara harmonis untuk menstabilkan situasi ekonomi dari Covid-19, baru bisa diajungi jempol," jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Harapkan Kehadiran Menlu Ukraina dalam FMM G20
"Indonesia jangan sampai terpengaruh oleh Barat yang mendukung Ukraina bahkan menyuplai peralatan perang ke Ukraina. Pemutaran video menteri luar negeri Ukraina di forum G20 harusnya sudah yang terakhir karena Ukraina bukanlah anggota G20. Kita harap Indonesia di posisi netral," sambungnya.
Saddam juga menyingung rasionalisasi Rusia melakukan operasi militer khusus di Ukraina. Ia menekankan NATO telah mengancam wilayah Rusia dengan mengajak Ukraina bergabung sebagai anggota NATO.
"NATO selama ini melakukan ekspansi kekuasaan dengan merekrut negara-negara bekas Uni Soviet sebagai anggota, bahkan Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia akan bergabung dengan NATO. NATO cenderung memprovokasi negara lain dan mendominasi kawasan, yang pada akhirnya membuat kekacauan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas