Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gegara Anies Baswedan Effect, NasDem Terjun Payung, Eh Gak Disangka Partai Ini Malah Meroket!

        Gegara Anies Baswedan Effect, NasDem Terjun Payung, Eh Gak Disangka Partai Ini Malah Meroket! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dari partai politik ternama ternyata memberikan dampak yang signifikan dan juga berbeda antara setiap partai politik.

        Survei Indonesia Elections and Strategic Research mengungkapkan elektabilitas pada dua partai politik ternama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem mengalami perubahan yang cuku signifikan setelah terlihat mendukung Anies Baswedan.

        Baca Juga: Tiga Besar Jabar, Prabowo Kalahkan Anies, Ganjar? Tak Masuk, Keok Sama Tokoh Ini!

        Setelah mendukung Anies, eletabilitas PKS mencapai 7 persen pada Juli 2022.

        “Keputusan rakernas (rapat kerja nasional) NasDem mengusulkan Anies sebagai salah satu capres membuat elektabilitas NasDem tergerus, sedangkan PKS justru tampak menuai Anies Effect dengan besarnya dukungan kader terhadap pencapresan Anies,” kata Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

        Hal ini merupakan capaian tertinggi bagi PKS dalam setahun terakhir. PKS berhasil meraih peringkat empat, setelah posisi tiga besar yang masih diduduki oleh PDIP (18,1 persen), Gerindra (12,6 persen), dan Golkar (7,8 persen).

        Vivin mengatakan bahwa elektabilitas NasDem justru terjun bebas setelah mengusulkan Anies sebagai capres. Dalam survei sebelumnya, April 2022, NasDem mengamankan posisi di atas ambang batas parlemen 4 persen.

        Melansir ANTARA, kini elektabilitas NasDem tersisa 1,5 persen, tipis di atas Perindo yang mencapai 1,3 persen.

        Menurut Vivin, NasDem dengan semangat restorasi Indonesia dikenal publik sebagai salah satu partai berhaluan nasionalis. NasDem mendukung pemerintahan Jokowi selama dua periode.

        “Dukungan kepada Anies membuat berpindahnya suara-suara moderat dari NasDem,” kata Vivin.

        Anies bukan satu-satunya nama yang diusulkan NasDem, ada pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Andika Perkasa.

        Baca Juga: Wah! Dihadapan Perwira TNI dan Polri Baru, Tak Disangka Jokowi Singgung Soal Peristiwa Penting Ini

        “Tetapi dukungan Nasdem kepada Anies menyalakan alarm bagi kelompok-kelompok moderat yang selama ini menilai figur Anies lekat dengan politik identitas,” ucap Vivin.

        Meskipun ketiga usulan nama tersebut belum menjamin NasDem mampu menggalang koalisi, tetapi setidaknya Anies berhasil mengamankan dukungan menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai gubernur.

        “Kelompok-kelompok relawan Anies di berbagai daerah mendapat semangat karena meyakini Anies bakal meraih tiket capres (calon presiden) pada 2024,” kata Vivin.

        Baca Juga: Anies Salat Idul Adha di JIS, Eko Loyalis Ganjar Pranowo Seperti Biasa Koar-koar Lagi: Gua Nggak Ngerti…

        PKS memang memosisikan diri sebagai oposisi terdepan selama dua periode Jokowi. PKS juga menjadi pengusung utama Anies dalam Pilkada DKI Jakarta.

        “Sejauh ini PKS belum secara resmi mendukung Anies, tetapi PKS tampak gencar mendorong koalisi bersama NasDem dan Demokrat untuk mengusung Anies sebagai capres,” kata Vivin.

        Setelah urutan di bawah PKS, ada PKB (6,5 persen), PSI (6,0 persen), dan Demokrat (4,7 persen). Selebihnya berada di bawah ambang batas parlemen, yaitu PAN (2,3 persen) dan PPP (1,8 persen). Setelah Nasdem dan Perindo, ada dua parpol baru yaitu Gelora (1,1 persen) dan Partai Ummat (0,8 persen).

        Sisanya adalah Hanura (0,5 persen), PBB (0,3 persen), Berkarya (0,2 persen), dan PKPI (0,1 persen). Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sedangkan partai-partai lainnya mendapat dukungan 1,1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 26,3 persen.

        Survei Index Research dilakukan pada 1-7 Juli 2022 terhadap 1.200 orang mewakili semua provinsi. Sampel dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan. Margin of error survei sebesar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

        Baca Juga: Bawa-Bawa Nama Jokowi, KIB Incar Suara Akar Rumput

        “Partai-partai baru atau reborn lainnya mulai bermunculan, saat ini sedang dalam proses pendaftaran di tingkat KPU,” kata Vivin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: