Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Ngeyel' Tak Pilih Profesional, KPN Sentil Jokowi Gegara Ulah Zulhas: Terjadilah...

        'Ngeyel' Tak Pilih Profesional, KPN Sentil Jokowi Gegara Ulah Zulhas: Terjadilah... Kredit Foto: Antara/BPMI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, mendapat kritikan dari Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul.

        Adib mengaku sudah menduga akan ada permasalahan setelah Presiden Jokowi mengakomodasi PAN. Dia bakan mengaku sudah menggaungkan saran agar Jokowi memilih orang-orang profesional sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju.

        Baca Juga: Tegas! Zulhas Telah Menyalahgunakan Kekuasaan!

        Meski demikian, hingga reshuffle terakhir, harapan Adib tidak terwujud dengan diangkatnya Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai menteri perdagangan.

        "Harusnya Jokowi merekrut kalangan profesional (sebagai menteri, red) kalau mau konsentrasi pada janji politiknya," ujar Adib kepada GenPI.co, Jumat (15/7).

        Menurut Adib, merekrut orang-orang dari kalangan profesional justru lebih menguntungkan bagi Jokowi. Pasalnya, para profesional memiliki sedikit konflik kepentingan sehingga janji politik Jokowi bisa terlaksana sampai masa jabatannya selesai.

        Adib lantas mengkritik manuver Zulhas bagi-bagi minyak goreng gratis saat acara PAN sambil meminta masyarakat memilih anaknya, Futri Zulya Savitri, dalam Dapil 1 Lampung.

        "Terjadilah apa yang saya prediksikan. Apa yang dilakukan Zulkifli Hasan itu adalah konflik kepentingan," ucapnya.

        Baca Juga: Anak Buah Zulhas Soal Kemungkinan Partai Lain Gabung KIB: Tunggu Pengumuman!

        Adib juga mengaku tak heran melihat kelakuan Zulkifli Hasan. Sebab, menurutnya, hal tersebut sangat wajar dilakukan politikus Tanah Air.

        "Wajar banget dia orang parpol. Apa sih yang dicari parpol? Sekarang yang dipertontonkan adalah bagaimana kepentingan partai, pribadi, dan golongan itu berjalan," tandas Adib.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: