Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS Sebut Kemiskinan di DKI Meningkat, Wagub Ariza: Kita Baik dalam Pemulihan Ekonomi

        BPS Sebut Kemiskinan di DKI Meningkat, Wagub Ariza: Kita Baik dalam Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan di wilayah DKI Jakarta pada tahun 2022. Pada data tersebut, tercatat meningkatnya jumlah kemiskinan sebesar 0,002 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.

        Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono memaparkan bahwa per periode Maret 2022, kemiskinan di Jakarta sebesar 4,69 persen. Kendati demikian, terdapat penurunan jumlah sebanyak 0,03 persen poin pada Maret 2021.

        Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Depok Bergabung ke Provinsi DKI Jakarta?

        "Angka kemiskinan Jakarta pada periode Maret 2022 sebesar 4,69 persen. Angka ini meningkat tipis 0,02 persen poin dibandingkan periode September 2021, tetapi turun 0,03 persen poin dibandingkan Maret 2021," kata Anggoro dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7/2022).

        Anggoro menjelaskan, penambahan jumlah kemiskinan di Jakarta meningkat karena dampak dari pandemi yang menurunkan daya beli masyarakat Jakarta. Penurunan daya beli tersebut, kata Anggoro, seiringan dengan naiknya harga barang dan jasa.

        "Penambahan jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan juga kenaikan harga barang jasa," katanya.

        Kendati demikian, Anggoro menjelaskan bahwa saat ini perekonomian masyarakat Jakarta berangsur membaik sejak diberlakukannya pelonggaran protokol kesehatan Covid-19 beberapa waktu lalu.

        "Meningkatnya kasus baru Covid-19 karena varian Omicron selama periode Maret 2022 berdampak pada diberlakukannya pembatasan beberapa aktivitas ekonomi yang sebelumnya sudah mulai berangsur pulih. Perekonomian mulai membaik, tetapi daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih," jelasnya.

        Selama periode September 2021–Maret 2022, kata Anggoro, ekonomi Jakarta tumbuh 4,42 persen. Kendati demikian, pihaknya mencatat adanya kenaikan angka inflasi yang cukup tinggi pada level 1,78 persen.

        "Pada saat yang bersamaan, kucuran berbagai jenis bantuan sosial baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi yang dapat membantu menjaga daya beli belum secara optimal didistribusikan. Hal ini berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat miskin," jelasnya.

        Baca Juga: Pemprov DKI Belum Juga Cabut Izin ACT, Ternyata Oh Ternyata karena...

        Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memaparkan bahwa wilayahnya mengalami peningkatan sejak pandemi Covid-19 melemahkan banyak sektor di kehidupan masyarakat.

        "Jadi, peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI, tetapi seluruh Indonesia itu disebabkan pandemi Covid-19 yang lebih dari dua tahun," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Jumat.

        Lebih lanjut, Riza juga menilai bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang baik dalam penanganan Covid-19. Selain itu, Riza juga menilai bahwa Indonesia menjadi negara yang baik dalam memulihkan perekonomian bangsa pasca-Covid-19.

        "Kita menjadi negara yang baik dalam rangka mengatasi dan mengendalikan Covid-19 dan juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: