Apakah Jokowi akan Bahas Laut China Selatan di Depan Xi Jinping? Ini Prediksi Pakar
Para analis mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping diprediksi salah satunya membahas terkait masalah keamanan dan kedaulatan.
“Perhatian utama Indonesia terkait masalah keamanan dengan China adalah kedaulatan,” kata analis riset Uday Bakhshi kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Peneliti: Kalau Cermat Jokowi Lobi-lobi Hal Ini ke Xi Jinping, Indonesia Bisa Cuan
Lebih dari itu, kata dia, isu Laut China Selatan yang ramai disengketakan banyak negara tetangga Indonesia masih dapat dibahas oleh Jakarta dan Beijing.
“Indonesia dan China tidak memiliki sengketa formal di Laut China Selatan. Namun, sebagian Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia diklaim oleh China di bawah Nine Dash Line-nya. Ini telah menjadi salah satu sumber utama ketegangan diplomatik antara kedua negara,” ujar Bakhsi.
Kapal penjaga pantai China telah memasuki ZEE Indonesia dan berada dalam jarak 12 mil laut (22 km) dari Indonesia dalam beberapa kesempatan selama dekade terakhir. Pihak berwenang juga telah menemukan dugaan drone pengintai China di perairan Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, dan Jawa Timur sejak 2019.
“Indonesia sangat nasionalis, tetapi para pejabat sering mencoba untuk mengecilkan insiden ini. Ini terutama karena hubungan ekonomi antara kedua negara,” kata Bakhshi.
Yohanes Sulaiman, dosen hubungan internasional Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung, mengatakan hubungan kedua negara “masih renggang”.
“Di satu sisi, Indonesia membutuhkan China karena ekonomi China yang besar, sebagai sumber investasi dan perdagangan,” kata Sulaiman kepada Al Jazeera.
“Di sisi lain, Indonesia tetap mewaspadai China sebagai sumber masalah, terutama masalah keamanan. Dalam sepuluh tahun terakhir, setelah meningkatnya permusuhan China di Laut China Selatan, kesukaannya di Indonesia telah menurun.”
Kepercayaan di China telah menurun di antara orang Indonesia, menurut survei tahun 2021 oleh Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir Australia.
Ketika ditanya negara mana yang paling penting bagi perekonomian Indonesia, 18 persen responden memilih Amerika Serikat dan 12 persen mengatakan China, sementara 30 persen mendukung investasi China, dibandingkan dengan 42 persen mendukung investasi AS.
Sementara jajak pendapat 2011 oleh lembaga menemukan bahwa mayoritas orang Indonesia percaya China akan menjadi kekuatan ekonomi terkemuka di Asia, hanya 31 persen sekarang yang merasa seperti itu.
Sulaiman mengatakan bahwa persepsi tidak terbantu oleh beberapa liputan media yang tidak menarik yang mengikuti kepentingan ekonomi China di Indonesia.
“Investasi China di Indonesia terganggu oleh berita tentang pekerja China yang datang ke Indonesia untuk menggantikan pekerja lokal dan melewati karantina negara selama COVID,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: