Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hasil Survei Elektabilitas Jeblok, PAN Mengaku Tidak Galau

        Hasil Survei Elektabilitas Jeblok, PAN Mengaku Tidak Galau Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hasil survei elektabilitas partai politik telah dirilis lembaga survei Indopol Survei and Consulting. Hasilnya, elektabilitas PAN jeblok di angka 1,30 persen. 

        Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyatakan, partainya tidak terkejut dengan hasil tersebut. Sebab, sejak 2004, survei elektabilitas PAN selalu hanya di angka 1-2 persen. 

        "Saat ini PAN tidak kaget, tidak panik, dan juga tidak galau dengan hasil survei karena sejak 2004 hingga tahun 2022 ketika PAN di survei, elektabilitasnya ya selalu berkisar antara 1 sampai 2 persen saja," kata Yoga ketika dihubungi AKURAT.CO, pada Selasa (26/7/2022). 

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Mohon Bersabar, PDIP Batasi Pergerakan Anda Demi Puan Maharani

        "Meski PAN masif dan akseleratif membuat program dan kegiatan sosial budaya di masyarakat, lalu di survei, hasilnya selalu konstan menjadi 'partai Nasakom', partai yang nasibnya satu koma," sambungnya. 

        Meski begitu, kata Yoga, jika merujuk hasil survei, maka semestinya sejak Pemilu 2009, PAN tidak lolos parliamentary threshold (parhold).

        Namun, kenyataannya berdasarkan hasil resmi KPU RI, perolehan suara PAN di Pemilu ternyata berbeda sangat signifikan dengan hasil survei. 

        "Di Pemilu 2004 PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen," ujar dia.

        "Jadi, ada perbedaan sebesar 500 persen antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi Pemilu yang ditetapkan oleh KPU," lanjutnya. 

        Selain itu, Yoga merasa heran lantaran hasil survei yang ditampilkan berbeda jauh dengan hasil Pemilu sebenarnya. Ia pun mempertanyakan kredibilitas lembaga survei tersebut.

        "Masa' hasilnya berbeda 500 persen. Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Atau karena faktor lain?" imbuh dia. 

        Bahkan, dirinya sampai bertanya kepada salah satu lembaga survei tersebut mengapa hasil survei selalu berbeda dengan hasil Pemilu. Mereka menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para Caleg PAN, sehingga hasil Pemilu berbeda dengan hasil survei.

        "Lha, lalu para Caleg dari partai politik lain saat kampanye Pemilu apakah tidur? Hehehe. Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di Dapil," ucap dia. 

        "Beberapa kali 'hasil survei aneh untuk PAN' kita tanyakan kepada surveyor, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara scientific dan ilmiah," tambahnya. 

        Maka dari itu, Yoga tetap menganggap bahwa hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tetap akan menjadi cermin evaluasi diri. Artinya, sebagai masukan bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan Pemilu 2024.

        "Diketahui PAN secara rutin dan berkala telah melakukan survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan PAN. Dan hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004 sampai sekarang," tukas dia. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: