Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Empat Tips Menparekraf untuk Jadi Pengusaha Sukses Pencipta Lapangan Kerja

        Empat Tips Menparekraf untuk Jadi Pengusaha Sukses Pencipta Lapangan Kerja Kredit Foto: Kemenparekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan empat tips jitu untuk menjadi pengusaha yang sukses sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Selain itu, tips jitu tersebut juag sudah diterapkannya semasa merintis usaha di masa krisis.

        Pertama, miliki niat yang kuat karena menurut Menparekraf segala sesuatu tergantung niatnya atau innamal a'malu binniyat. Kedua, kemampuan untuk menciptakan keuangan yang kuat melalui permodalan, apalagi saat ini sudah ada permodalan digital, seperti peer to peer lending dan fintech.

        Baca Juga: Menparekraf Dorong Kabupaten Demak Tergabung dalam Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia 2023

        Ketiga, mampu berinovasi dan berani mengambil risiko serta proaktif. Keempat, memiliki jiwa leadership. Dikatakan Menparekraf Sandi, leadership ini sudah ada contohnya, yaitu Rasulullah Muhammad dengan meneladani sifat-sifat Rasulullah ke dalam kehidupan sehari-hari, yaitu fathonah, amanah, sidiq, dan tabligh (cerdas, dapat dipercaya, benar atau selalu berkata jujur, dan menyampaikan wahyu/pesan).

        "Itu adalah kunci sukses menjadi enterpreneur," kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/7/2022).

        Bicara mengenai potensi pariwisata, Jepara memiliki wisata alam seperti Pantai Bandengan, wisata sejarah ada Benteng Portugis, ekonomi kreatif selain furnitur yang sangat terkenal, yaitu kerajinan kain tenun ikat troso, dan juga kuliner ikan pindang serani.

        "Potensi ini bisa kita kembangkan bersama-sama karena ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat sehingga pascapandemi mereka bisa mandiri dan sejahtera," ujar Menparekraf.

        Dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekraf di Jepara, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh para santri adalah dengan memanfaatkan akun-akun owned media sosial untuk mempromosikan destinasi wisata, kemudian membuat konten-konten dengan narasi positif di media sosial. Menparekraf mengatakan, sesuai data per Januari 2022, ada 26.975 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah santri mencapai 5 juta orang. Jawa Tengah khususnya Jepara menyumbang sejumlah 151 ponpes.

        "Secara kuantitas kita memiliki SDM, tinggal kita tingkatkan kualitasnya yang mumpuni. Karena bayangkan saja jika satu persen dari total lima juta santri ini menjadi pengusaha sukses, menjadi enterpreneur dan menciptakan lapangan kerja, akan ada tambahan jika satu persennya 50 ribu UMKM dan ratusan ribu lapangan kerja untuk industri yang diciptakan para santri," kata Sandiaga.

        Kemenparekraf sedang mengembangan program Santri Digitalpreneur Indonesia sebagai wadah dalam membantu para santri menghadapi tantangan industri digital kreatif. Misalnya, santri juga bisa membuat inovasi dalam bentuk 2D animation, 3D animation, hingga podcast.

        "Kami ingin santri bisa menciptakan konten-konten sendiri, jangan santri akhirnya menonton konten-konten podcast yang tidak sesuai dengan budaya kita. Oleh karena itu, saya juga ingin mendorong Santri Digitalpreneur ini bekerja sama dengan pondok pesantren Balekambang. Karena saya yakin para santri dan alumninya mampu menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi umat melalui inovasi dan kreativitas," katanya.

        "Pemerintah akan terus hadir dengan program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Tiga program Kemenparekraf insyaallah akan dikembangkan di Jepara, yaitu Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia, Apresiasi Kreasi Indonesia, serta Anugerah Desa Wisata Indonesia," ujar Sandi.

        Pada kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga mengapresiasi hasil kreasi para santri di antaranya sate lilit berbahan dasar singkong dan kelapa mentah serta kendaraan listrik. "Mudah-mudahan tahun depan bisa ikut Formula E," katanya.

        Menparekraf Sandiaga juga menginisasi pemberian beasiswa kepada para santri di Ponpes Roudlatul Mubtadiin, Balekambang untuk menempuh pendidikan di enam Poltekpar di bawah naungan Kemenparekraf. Ia berhadap beasiswa ini bisa digunakan oleh para santri untuk mengembangkan wawasan pariwisata dan ekonomi kreatif Tanah Air.

        Baca Juga: Menparekraf Optimalkan Papan LED Gedung Sapta Pesona Promosikan Pariwisata

        Sementara itu, Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta menyampaikan bahwa Jepara memiliki destinasi wisata yang cukup fenomenal, sudah terdengar namanya hingga mancanegara, yakni destinasi wisata Karimun Jawa. Namun, konektivitas hingga amenitas di Karimun Jawa masih perlu ditingkatkan agar makin atraktif dan menarik kunjungan wisatawan.

        "Penerbangan langsung dari Semarang ke Karimun Jawa saat ini terhenti. Begitu juga sarana dan prasarananya. Untuk itu, kami mohon dukungan dari Menparekraf, termasuk pengembangan destinasi wisata yang ada di Balekambang karena Balekambang ini sangat unik dan potensi pariwisatanya luar biasa," katanya.

        Menanggapi hal tersebut, Menparekraf bersama dengan jajarannya segera berkoodinasi dengan Kementerian Perhubungan supaya persoalan itu bisa ditindaklanjuti. "Nanti saya bersama dengan jajaran di Kemenparekraf akan memberikan catatan untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan maskapai penerbangan untuk menghidupkan kembali rute Semarang-Karimun Jawa," katanya.

        "Kami juga akan menyiapkan sarana promosi dan juga penyiapan travel pattern yang juga nanti akan melibatkan Badan Otorita Borobudur sebagai fungsi koordinatif kami dalam menjadikan travel pattern atau suatu pola perjalanan. Ini nanti akan mengumpan wisatawan-wisatawan dari DSP Borobudur lalu ke Karimun Jawa sebagai satu kesatuan," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: