Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, mendorong pemerintah setempat membuat peta mitigasi bencana karena daerahnya masuk dalam kategori wilayah rawan bencana.
“Segera membuat peta mitigasi bencana untuk seluruh Kabupaten Bogor secara detail. Sebab Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri belum punya,” ungkapnya di Cibinong, Bogor, pekan lalu
Menurutnya, ketika Kabupaten Bogor sudah memiliki peta mitigasi bencana secara detail, pemerintah bisa membuat kampung tangguh bencana di beberapa desa secara efektif berdasarkan peta.
“Jadi kita bisa mengklasifikasi bencananya, titiknya di mana. Walaupun sekarang sudah ada, masih parsial, belum menyeluruh se-Kabupaten Bogor,” terangnya.
Rudy meyakini bahwa Pemkab Bogor tak terkendala dalam penganggaran untuk menyusun peta mitigasi bencana secara utuh untuk 432 desa/kelurahan dari 40 kecamatan.
“Kalau bicara penganggaran, kita selalu siap. Kalau bicara anggaran tidak siap, berarti kan tidak ada Silpa. Silpa tiap tahun masih ada. Berarti kan harus menganggarkan yang prioritas,” kata Rudy.
Sementara itu, Pemkab Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sebanyak 1.283 kejadian bencana selama tahun 2021. “Kejadiannya tersebar di 320 desa dan kelurahan di 40 kecamatan Kabupaten Bogor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan.
Menurutnya, dari total 1.283 bencana, tanah longsor menjadi kategori bencana alam yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor sepanjang tahun lalu. Bencana tanah longsor ada sebanyak 513 kejadian. Kemudian, disusul angin kencang sebanyak 449 bencana, dan 112 bencana banjir
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: