Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika Gandeng Indonesia Ikuti Latihan Militer Bersama Saat Kekhawatiran China Memuncak

        Amerika Gandeng Indonesia Ikuti Latihan Militer Bersama Saat Kekhawatiran China Memuncak Kredit Foto: Reuters/Lukas Barth
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Militer Amerika Serikat dan Indonesia memulai latihan tempur gabungan tahunan pada Rabu (3/8/2022) di pulau Sumatra. Kedua negara bergabung untuk pertama kalinya oleh peserta dari negara-negara mitra lainnya, menandakan ikatan yang lebih kuat di tengah meningkatnya aktivitas maritim oleh China di kawasan Indo-Pasifik.

        Lebih dari 5.000 tentara dari AS, Indonesia, Australia, Jepang, dan Singapura berpartisipasi dalam latihan tahun ini, menjadikannya yang terbesar sejak latihan diadakan pada tahun 2009.

        Baca Juga: Ketua DPR Amerika ke Tsai Ing-wen: Amerika Tidak akan Tinggalkan Taiwan

        Latihan tersebut dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, kepercayaan, dan kerja sama dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, kata Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam sebuah pernyataan.

        “Ini adalah simbol ikatan AS-Indonesia dan hubungan yang berkembang antara pasukan darat di wilayah penting ini,” Jenderal Charles Flynn, Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Pasifik, mengatakan dalam pernyataan itu.

        “Karena pasukan darat adalah perekat yang menyatukan arsitektur keamanan kawasan,” tambah Flynn, dilansir Associated Press.

        Flynn dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membuka latihan bersama dengan upacara pada Rabu pagi di Baturaja, sebuah kota pesisir di provinsi Sumatera Selatan. Latihan akan berlangsung hingga 14 Agustus, meliputi latihan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan laut.

        Latihan dua minggu yang direncanakan dibuka setelah Kementerian Pertahanan China mengatakan Selasa malam bahwa mereka akan melakukan serangkaian operasi militer yang ditargetkan untuk "menjaga kedaulatan nasional" sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya untuk dianeksasi secara paksa jika perlu.

        China juga semakin tegas atas klaimnya atas hampir seluruh Laut China Selatan.

        Jenderal AS Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan jumlah penyadapan oleh pesawat dan kapal China di kawasan Pasifik dengan AS dan pasukan mitra lainnya telah meningkat secara signifikan selama lima tahun terakhir, dan jumlah interaksi yang tidak aman telah meningkat dengan proporsi yang sama.

        “Pesannya adalah militer China, di udara dan di laut, telah menjadi lebih agresif secara signifikan di wilayah ini,” kata Milley bulan lalu dalam perjalanan ke Indo-Pasifik yang termasuk singgah di Indonesia.

        Milley mengatakan Indonesia secara strategis sangat penting bagi kawasan ini dan telah lama menjadi mitra utama AS.

        Awal tahun ini, AS menyetujui penjualan jet tempur canggih senilai $13,9 miliar ke Indonesia. Dan di Jakarta Desember lalu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menandatangani perjanjian untuk meningkatkan latihan angkatan laut bersama antara AS dan Indonesia.

        Baca Juga: Amerika Dituduh Biang Kerok Pembuat Onar, China Tegas: Ada Konsekuensi Politik Mengerikan!

        Sementara Indonesia dan China menikmati hubungan yang umumnya positif, Jakarta telah menyatakan keprihatinannya tentang perambahan China di zona ekonomi eksklusifnya di Laut China Selatan, yang diklaim China hampir secara keseluruhan.

        Latihan militer AS-Indonesia bertepatan dengan kedatangan Pelosi di Taiwan Selasa (2/8/2022) malam, sebagai pejabat tertinggi Amerika dalam 25 tahun yang mengunjungi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Beijing memandang kunjungan pejabat pemerintah asing sebagai pengakuan atas kedaulatan pulau itu.

        Pasukan Bela Diri Darat Jepang berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam latihan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu mempromosikan visi keamanan dan perdagangan Indo-Pasifik yang “bebas dan terbuka” dengan AS dan negara-negara demokrasi lainnya di kawasan itu.

        Latihan yang diperluas dipandang oleh China sebagai ancaman. Media pemerintah China menuduh AS membangun aliansi Indo-Pasifik, mirip dengan NATO, sebagai sarana untuk secara sengaja memprovokasi konflik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: