Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BBM Naik 10 Persen Demonya 3 Bulan, Jokowi: Kalau Naik 100 Persen, Demonya Berapa Bulan?

        BBM Naik 10 Persen Demonya 3 Bulan, Jokowi: Kalau Naik 100 Persen, Demonya Berapa Bulan? Kredit Foto: Djati Waluyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 di Sentul, Jawa Barat, Jumat, 5 Agustus 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan bahwa ekonomi dunia dalam kondisi yang mengerikan.

        Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia bukan hanya turun, melainkan anjlok, mulai dari Singapura, Eropa, Australia, hingga Amerika Serikat. Hal itu didasari terjadinya inflasi dan kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok.

        Baca Juga: Anak Buah Prabowo Soroti Langkah Jenderal Listyo, Ungkit Adanya Muruah Jokowi dalam Kasus Brigadir J

        "Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan," kata Jokowi.

        Presiden menjelaskan bahwa IMF dan Bank Dunia mencatat akan ada 66 negara yang ambruk ekonominya akibat dampak perang dan krisis pangan. Dari 66 negara tersebut, kata Jokowi, 9 negara secara bertahap telah berada dalam kondisi perekonomian yang sulit, kemudian disusul 25 negara, dan 42 negara.

        Presiden Jokowi menekankan, saat ini ada 320 juta orang di dunia yang menderita kelaparan akut dan sebagian besar kelaparan karena perekonomian tidak hanya turun, tetapi juga anjlok. Negara-negara seperti Singapura, kawasan Eropa, Australia, hingga Amerika Serikat, tidak terhindarkan mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi.

        Apalagi, tingginya harga minyak dunia juga menyumbang tingginya inflasi yang merembet pada harga komoditas pangan dan lainnya.

        "Amerika yang biasa kenaikan barang atau inflasi 1 persen, hari ini di posisi 9,1 persen, bensin naik dua kali lipat, Eropa juga sama," kata Presiden Jokowi.

        Baca Juga: Melesat di Kuartal II 2022, Airlangga Makin Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,2% Tahun ini

        Jokowo menjelaskan, inflasi di Amerika naik. Harga BBM melonjak dua kali lipat. Begitu juga dengan negara-negara di Eropa. Oleh karena itu, Pemerintah masih mengalokasikan anggaran hingga Rp502 triliun untuk subsidi BBM.

        "Coba di negara kita bayangkan, Pertalite naik dari Rp7.650 harga sekarang kemudian jadi harga yang bener Rp17.100, demonya berapa bulan? Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih demonya akan berapa bulan?" ungkap Jokowi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: