Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dihantam Pandemi, Bisnis Digital Malah Meroket 24 Persen

        Dihantam Pandemi, Bisnis Digital Malah Meroket 24 Persen Kredit Foto: Unsplash/TheRegisti
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hantaman badai Covid-19 selama tiga tahun (2020 – 2022) meluluh lantakan hampir seluruh perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun, aktivitas bisnis digital technology justru mengalami lonjakan cukup tinggi. Secara global di dunia, bisnis digital terutama marketing technology (Martech) tumbuh sebesar 24%, dengan kapitalisasi pasar mencapai USD 10 triliun.  

        Demikian hasil riset Frontier Technology dan Netcore Cloud yang dirilis pada pertengahan Agustus 2022. Riset menyebutkan, ke depan secara keseluruhan Martech yang mencakup digital advertising, e-commerce automation, digital management, dan digital data juga akan tumbuh signifikan.

        “Bahkan, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan beberapa sektor seperti supply chain, product management, dan digital talent - bagian dari digital management melonjak hingga 60 persen. Kemudian, experience & content digital tumbuh sebesar 30 persen,” ungkap Handi Irawan D, CEO dan Founder Frontier Group, Senin (30/8/2022).

        Menurut Handi, sapaan akrabnya, secara spesifik pasar digital di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Tumbuhkembangnya start up serta berbagai perusahaan yang melakukan switching pengelolaan bisnis dari konvensional ke digital adalah salah satu buktinya. Baca Juga: Difokuskan untuk Ekonomi Digital, KEK NDP Kejar Target Investasi Rp40 Triliun

        Adapun kontribusi Martek terhadap pertumbuhan ekonomi nasional semakin membesar. Tahun 2025, total digital industry di tanah air diperkirakan bakal mencapai USD 150 miliar. Dimana, kontrobusi e-commerce sebesar USD 60 – 70 miliar.  “Tetapi memang challenge-nya adalah banyak pemain global baik di bidang e-commerce maupun digital juga bermain di Indonesia, karena pasarnya sangat menarik,” ungkapnya.

        Terkait Martek, Frontier bersama Netcore sendiri telah melayani lebih dari 150 perusahaan baik pada bidang fintek, perbankan, maupun e-commerce serta berbagai industri lain di seluruh Nusantara. “Kolaborasi dengan Netcore Cloud India sudah tujuh tahun dan kami sekarang market leader terutama di marketing automation,” imbuh Handi.

        Lantaran itu, pertengahan Agustus lalu, berbarengan dengan perayaan ulang tahun ke-25, Frontier Technology bersama Netcore Cloud menggelar “Frontier – Netcore Customer Night”. Dalam perhelatan ini, sebanyak 16 kategori penghargaan diberikan kepada pemenang baik perusahaan maupun perorangan. 

        Acara tersebut digelar sebagai apresiasi setiap customer yang telah memberikan kepercayaan dalam menjadikan Frontier – Netcore partner dalam bidang Martech dan Software as a Service (SaaS) mereka. Selama ini Frontier dikenal sebagai pencetus Hari Pelanggan Nasional.

        “Hari ini kami memberikan award sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kami kepada customer, Frontier dan Netcore. Para penerima award adalah customer yang telah mencetak tolok ukur yang sangat tinggi untuk masing-masing penghargaan yang mereka dapatkan,” ujarnya. Baca Juga: Peluang Kerja dari Digital Skill Terkait Teknologi Harus Selalu Diperbarui

        Sementara CEO Netcore Solutions Kalpit Jain mengatakan, kerjasama dengan Frontier Group dimulai sejak tahun 2015. Menurutnya, pertubuhan pasar Martech dan SaaS di Indonesia sangat pesat seiring dengan makin berkembangnya bisnis digital di Indonesia.

        “Banyak perusaan digital dan startup baru yang tumbuh di Indonesia,  dan pemilik brand menyadari bahwa mereka harus mengeluarkan biaya yang banyak pada google dan facebook, namun jika perusahaan kehilangan existing costumer baiaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih besar, itu lah yang kita jaga,” ujar Kalpit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: