Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Janji Bantu Pulihkan Ekonomi, IMF Kucurkan 2,9 Miliar Dolar AS

        Janji Bantu Pulihkan Ekonomi, IMF Kucurkan 2,9 Miliar Dolar AS Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte
        Warta Ekonomi, Washington -

        Sri Lanka akan menerima bantuan senilai 2,9 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) selama empat tahun. Kesepakatan ini berhasil dicapai dengan janji untuk membantu menyelamatkan Sri Lanka dari krisis ekonomi.

        Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk karena kekurangan cadangan devisa dan salah urus negara. Sri Lanka tidak bisa membayar produk impor penting seperti bahan bakar, obat-obatan dan makanan.

        Baca Juga: Jepang: Bantu Krisis Keuangan Sri Lanka Oke Juga!

        Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri senilai hampir 7 miliar dolar AS yang jatuh tempo tahun ini. Total utang luar negeri Sri Lanka berjumlah lebih dari 51 miliar dolar AS.

        Dari jumlah tersebut, utang senilai 28 miliar dolar AS harus dilunasi pada 2028. IMF mengatakan, ekonomi Sri Lanka diperkirakan akan berkontraksi sebesar 8,7 persen dan inflasi telah melampaui 60 persen.

        “Dengan latar belakang ini, program pihak berwenang, yang didukung oleh IMF akan bertujuan untuk menstabilkan ekonomi, melindungi mata pencaharian masyarakat Sri Lanka, dan mempersiapkan landasan untuk pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” kata pernyataan IMF.

        Sebelumnya Jepang akan berkoordinasi dengan kreditur lain untuk menyelesaikan krisis keuangan yang semakin dalam di Sri Lanka. Menteri Keuangan, Shunichi Suzuki, pada Selasa (30/8/2022) mendesak semua negara kreditur untuk berkumpul dan membahas utang Sri Lanka.

        "Kami prihatin dengan situasi sosial ekonomi yang parah di Sri Lanka," kata Suzuki kepada wartawan.

        Suzuki mengatakan, Sri Lanka harus mempercepat pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang bailout. Sementara semua kreditur bilateral, termasuk China dan India harus berkumpul untuk membahas masalah tersebut.

        "Jepang ingin secara aktif bekerja sama dengan negara kreditur lain dan organisasi publik," kata Suzuki.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: