Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Upaya Wujudkan Visi Jokowi, Empat Menteri Sepakat Genjot Target Ratio Kewirausahaan hingga 4%

        Upaya Wujudkan Visi Jokowi, Empat Menteri Sepakat Genjot Target Ratio Kewirausahaan hingga 4% Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah berkomitmen dan sepakat untuk menggenjot target 1 juta wirausaha baru sampai tahun 2024 hingga ratio kewirausahaan Indonesia meningkat setidaknya menjadi 4% sebagai prasyarat negara maju.

        Kesepakatan itu dicapai dalam rapat koordinasi sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024 yang merupakan kebijakan tunggal dan menjadi pedoman Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN).

        Baca Juga: 'Penjilatan Bukan Kaleng-kaleng', Ruhut Sitompul Sampai Berani Sesama Loyalis Megawati Demi Jokowi

        Rapat yang diadakan di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa malam (6/9/2022) itu dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, serta Dirjen Bina Pembangunan Daerah Teguh Setyabudi mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang berhalangan hadir.

        MenKopUKM Teten Masduki selaku Ketua Pelaksana Komite Pengembangan Kewirausahaan Nasional mengatakan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional ini bertujuan untuk percepatan pencapaian target RPJMN 2020-2024 berupa terwujudnya 1 juta wirausaha dimana 400.000 wirausaha merupakan kontribusi K/L dan 600.000 wirausaha sebagai kontribusi daerah dari tahun 2022-2024.

        “Ini bagian dari upaya Presiden Jokowi untuk menyiapkan Indonesia sebagai negara maju. Selain infrastruktur fisik, SDM, juga ratio wirausaha minimum 4 persen untuk menjadi negara maju. Kita targetkan tahun 2024 itu 3,95 persen, bahkan bisa mencapai 4 persen,” kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/9/2022).

        Teten mengatakan Perpres PKN mengamanatkan secara khusus kepada 27 K/L berpartisipasi aktif untuk mengawal pencapaian 1 juta wirausaha. Sebanyak 120 ribu di antaranya akan menjadi kontribusi Kementerian BUMN, 630 ribu menjadi kontribusi Kementerian Parekraf, dan sisanya bersumber dari daerah yang dikoordinir oleh Kemendagri.

        “Kami sudah membagi target untuk melahirkan wirausaha baru. Nanti kita bagi dalam tiga kelompok. Satu dari informal ke formal, dari mikro ke kecil, dan dari kecil ke menengah. Dari informal ke formal itu dari Kemendagri, mikro ke kecil di Pak Sandi, dan kecil ke menengah di tempat Pak Erick,” ucap Teten.

        Dalam rakor tersebut selain membahas program menambah jumlah wirausaha, juga bagaimana memperkokoh struktur ekonomi di Tanah Air. Sebab menurutnya sekarang ini terjadi ketidakseimbangan struktur ekonomi di mana struktur ekonomi lebih besar didominasi oleh skala mikro. Sementara skala kecil dan menengah masih tertinggal.

        Baca Juga: BBM Naik, PDIP dan Demokrat Saling Sindir Era Jokowi atau SBY yang Paling Baik?

        “Kita terlalu lebar di mikro, lalu ada kekosongan di kecil menengah itu. Nah ini yang akan kita perkuat supaya ketahanan ekonomi kita untuk menjadi negara maju itu kuat,” ucapnya.

        Pihaknya juga akan menyiapkan ekosistem untuk mendukung UMKM naik kelas. Mulai dari memberikan akses pembiayaan, akses pasar sampai akses kemudahan perizinan seperti NIB, izin edar, sertifikasi halal, serta sertifikasi SNI. Sebab pangsa pasar UMKM, selain masyarakat umum juga belanja pemerintah.

        “Optimistis kita berhasil. Hari ini ratio kewirausahaan kita 3,18 persen, jadi kita ingin naikkan sampai menjadi 3,95 persen di tahun 2024," ucapnya.

        Baca Juga: Gegara Jokowi, Sesama Loyalis Megawati Jadi Ribut, Bahkan Buka Aib!

        Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan untuk menjadi negara maju, paling sedikit ratio wirausahanya harus mencapai 4 persen dari total angkatan kerja suatu negara. Oleh karena itu, ia mengharapkan kerja bersama para pemangku kepentingan untuk mengejar pencapaian target 1 juta wirausaha.

        “Ada output yang diharapkan yaitu 1 juta wirausaha dengan target 3,95 persen, karena menjadi negara maju standar 4 persen entrepreneur atau wirausaha yang harus dipenuhi,” kata Erick.

        Untuk mengejar target tersebut, Kementerian BUMN akan fokus pada sisi pembiayaan dan pendampingan wirausaha. Dia yakin apa yang ditargetkan tersebut dapat dicapai meski masih adanya pandemi COVID-19, dan tahun politik menjelang Pemilu 2024.

        “Saya rasa jangan terjebak di tahun politik, yang namanya penciptaan lapangan pekerjaan, penciptaan pengusaha itu bukan karena tahun politik. Kita harus menciptakan terus,” ucapnya.

        Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menambahkan bahwa kerja bersama 27 K/L mengibaratkan sebagai suatu orkestrasi yang sangat kolosal.

        Apalagi ia melihat program pengembangan kewirausahaan nasional oleh K/L sudah menunjukkan adanya optimisme target 1 juta wirausaha itu akan tercapai.

        “Karena ini melibatkan total 27 Kementerian/Lembaga, ini merupakan suatu orkestrasi yang sangat kolosal. Jadi saya yakin target Presiden untuk masuk ke tatanan negara maju minimal ratio wirausaha 4 persen bisa tercapai,” ucap Sandiaga

        Baca Juga: Bawa Amanat Langsung dari Presiden Jokowi, Bahlil Lahadalia Bertemu Pemda Jambi

        “Kami melihatnya dari rencana yang sudah disusun sesuai dengan target yang Pak Erick garis bawahi. Jadi yang perlu dilihat itu adalah output dan outcome-nya bukan hanya dari segi jumlah kegiatan, berapa jumlah wirausaha yang lahir dan skala usahanya seperti apa? Apakah dia sudah bisa mengakses pasar, mendapatkan pembiayaan dan menciptakan peluang ekspor? Ini yang menurut saya akan kita kawal betul dan saya optimistis ini akan tercapai,” kata Sandiaga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: