Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ganjar Pranowo Terus Kalahkan Anies Baswedan, PDIP Masih Mau Ngotot Majukan Puan Maharani?

        Ganjar Pranowo Terus Kalahkan Anies Baswedan, PDIP Masih Mau Ngotot Majukan Puan Maharani? Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

        Direktur Riset SMRC, Deni Irvani memaparkan Ganjar bahkan bisa mengalahkan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

        Baca Juga: Sahabat Ganjar Gelar Istighosah dan Sholawat Akbar di Serang, Gus Nahib: Ini Penuh Sejarah

        Itu jika Pilpres digelar saat survei berlangsung. Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Dengan simulasi bahwa semua pemilih tahu ketiga capres tersebut. Hasilnya, Ganjar juara.

        "Ganjar mendapat dukungan 44,6 persen, unggul signifikan atas Prabowo 25,7 persen dan Anies 21,7 persen. Yang tidak menjawab 8 persen," kata Deni dalam rilis survei bertajuk 'Prospek Anies Baswedan di Pilpres 2024' yang digelar secara virtual, kemarin.

        Dari temuan itu, dapat dilihat bahwa selisih Ganjar dengan dua pesaingnya cukup jauh. Sementara Prabowo dan Anies hanya beda tipis, yakni 4 persen. 

        Sehingga, kata Deni, persaingan antara Prabowo dengan Anies tidak bisa disimpulkan secara meyakinkan. Apakah Prabowo atau Anies yang unggul. Ditambah lagi masih ada 8 persen yang menyatakan belum menjawab.

        SMRC juga sempat mensimulasikan Ganjar dan Anies head to head, yang diasumsikan masuk putaran kedua Pilpres. Hasilnya, tetap politisi Banteng itu yang menang.

        Anies mendapat 32,6 persen suara sementara Ganjar dapat 56,4 persen. Memang masih ada 11 persen yang undecided atau belum menentukan pilihan, tapi pemenangnya tetap Ganjar.

        "Karena Ganjar sudah mendapat lebih dari 50 persen kalau dua calon bersaing dan signifikan secara statistik lebih dari 50 persen," terangnya.

        Baca Juga: Rakyat Melakukan Demonstrasi Menuntut Penurunan Harga BBM, DPR Malah Khusyuk Ngerayain Ultah Mbak Puan Maharani, Pengamat: Jika Punya Hati…

        Lalu, bagaimana jika Anies dan Prabowo head to head? Hasilnya, Anies mendapat suara 38 persen, Prabowo 41,5 persen. Masih ada 20,4 persen yang belum menentukan pilihan. Menurut Deni, ada kans bagi Anies untuk memanfaatkan kalangan tersebut.

        Sehingga, keduanya masih berpeluang mengungguli satu sama lain. Bisa Anies, bisa pula Prabowo yang keluar sebagai pemenang. "Bedanya enggak signifikan," imbuhnya.

        Itu kalau Ganjar tidak nyapres, tapi kalau Ganjar maju, maka peta kekuatan politik cukup berat untuk ditaklukkan oleh Anies maupun Prabowo.

        Salah satu pemicunya adalah, tingkat kedisukaan masyarakat (likeability) terhadap Ganjar cukup tinggi, yakni 83 persen. Sementara Anies dan Prabowo masing-masing hanya membukukan likeability 74 persen dan 71 persen.

        Baca Juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan KPK, Mohamad Taufik Yakin Tak Ada Pengaruh dengan Elektabilitas

        Hebatnya, tingkat kedisukaan masyarakat terhadap Ganjar, dalam catatan SMRC, stabil dalam 1,5 tahun terakhir. Deni membeberkan, tingkat kedisukaan masyarakat terhadap Ganjar selalu berada di angka 80 persen.

        Asal tahu saja, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni berusia 17 tahun atau lebih, termasuk sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random dengan stratified multistage random sampling sebanyak 1.220 responden. Response rate sebesar 1.053 atau 86 persen margin of error survei.

        Bagaimana PDIP merespons tingginya potensi kemenangan Ganjar di survei SMRC? Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengapresiasi hasil survei termasuk yang dirilis SMRC kemarin. Dimana, kadernya yakni Ganjar unggul telak diantara dua capres potensial lain. 

        Tapi ia mengingatkan, Pilpres 2024 masih lama. Semua kemungkinan masih bisa terjadi. "Pilpres masih 1,5 tahun lagi, deadline pendaftaran capres atau cawapres di KPU masih setahun lagi. Hasil survey juga tentu masih dinamis," kata Andreas, yang dikonfirmasi, tadi malam.

        Menurut Andreas, partai khususnya PDIP masih terus memperhitungkan berbagai dinamika yang terjadi. Sehingga capres yang dijagokan hingga saat ini belum mengerucut pada nama.

        Baca Juga: Loyalis Anies Baswedan Soal APBD Digunakan Buat Bisnis Formula E: Gak Ada Masalah, Malah Bagus!

        "Yang dilakukan partai-partai yang akan mengusung capres tentu memperhatikan dinamika-dinamika," sambungnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: