Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fans Crypto Gembira, Harga Bitcoin Kembali Naik ke Rp326 Juta, Tapi Harus Hati-Hati!

        Fans Crypto Gembira, Harga Bitcoin Kembali Naik ke Rp326 Juta, Tapi Harus Hati-Hati! Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bitcoin baru saja mencapai USD22.000 (Rp326 juta) melanjutkan reli selama seminggu menjelang data inflasi AS serta peningkatan jaringan Ethereum yang sangat ditunggu-tunggu.

        Cryptocurrency terbesar di dunia itu mencapai USD22,341.50 (Rp331 juta) pada Minggu sebelum turun sedikit, menurut data CoinDesk. Bitcoin diperdagangkan pada USD22.203 (Rp329 juta) pada Senin pagi.

        Melansir CNBC International di Jakarta, Senin (12/9/22) setelah jatuh di bawah USD19.000 pada hari Rabu ke level terendah sejak Juni, bitcoin sejak itu menguat sekitar 17%.

        Kenaikan ini juga datang dari kemenangan minggu lalu untuk saham AS. Bitcoin telah berkorelasi erat dengan pasar ekuitas, khususnya Nasdaq, dan sering bergerak lebih tinggi ketika indeks teknologi ikut naik.

        Baca Juga: Analis Bloomberg Percaya Bitcoin Dapat Mengungguli Saham

        Investor Crypto menantikan laporan indeks harga konsumen Agustus yang dijadwalkan akan dirilis Selasa untuk melihat arah inflasi yang dapat memberikan petunjuk terhadap langkah kebijakan masa depan oleh Federal Reserve AS.

        Sejauh ini, saham telah berada di bawah tekanan tahun ini karena The Fed menaikkan suku bunga untuk mencoba mengendalikan inflasi yang merajalela.

        Cryptocurrency yang juga sebagai aset berisiko telah babak belur. Hampir USD2 triliun telah dihapus dari seluruh pasar crypto sejak tertinggi sepanjang masa pada bulan November. Bitcoin turun lebih dari 50% tahun ini.

        Penurunan itu juga didorong oleh masalah khusus kripto termasuk runtuhnya proyek-proyek utama dan kebangkrutan yang telah menyebar ke seluruh industri.

        Sementara itu, jaringan Ethereum akan menyelesaikan peningkatan yang telah lama ditunggu-tunggu yang disebut sebagai penggabungan. Ini akan mengubah blockchain Ethereum dari model proof-of-work menjadi proof-of-stake dan secara signifikan mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan jaringan untuk beroperasi.

        Para pendukung kripto mengatakan ini bisa membuka jalan untuk penggunaan eter yang lebih luas, sebagai token Ethereum.

        Namun, para analis memperingatkan bahwa penggabungan tersebut tidak serta merta mempercepat jaringan Ethereum yang dikenal lambat, juga tidak akan mengurangi biaya yang terkait dengan transaksi.

        Sejak ether mencapai titik terendahnya untuk tahun ini pada pertengahan Juni, harga untuk mata uang kripto terbesar kedua di dunia itu telah jauh melampaui harga bitcoin. Ether naik lebih dari 90% sejak 19 Juni. Sementara bitcoin telah meningkat lebih dari 20 persen.

        Federal Reserve juga secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi minggu depan ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu sehingga akan menjadi awan gelap lain yang menggantung di pasar crypto.

        “Bitcoin dapat terus menguat tetapi itu bisa berumur pendek,” ujar Yuya Hasegawa, analis pasar crypto di bursa Jepang Bitbank.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: