Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wujudkan Ekosistem Digital Syariah untuk Masyarakat Inklusi di Indonesia, BTPN Syariah Gencar Lakukan Inovasi

        Wujudkan Ekosistem Digital Syariah untuk Masyarakat Inklusi di Indonesia, BTPN Syariah Gencar Lakukan Inovasi Kredit Foto: BTPN Syariah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) terus melakukan berbagai inisiatif transformasi mewujudkan ekosistem digital syariah bagi masyarakat inklusi khususnya perempuan unbankable. 

        Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad mengungkapkan bila upaya ini dilakukan untuk beradaptasi terhadap kebutuhan Nasabah yang terus naik kelas. Salah satunya meningkatkan peran Mitra Tepat, Agent Banking sebagai perpanjangan tangan bank untuk melayani langsung kebutuhan Nasabah di sentra-sentra komunitas Nasabah.

        “Para Mitra Tepat ini didukung oleh aplikasi yang mudah digunakan untuk melakukan pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga melayani transaksi Nasabah lainnya, seperti membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, bagi Nasabah yang telah bertumbuh, bank tidak hanya memberikan akses keuangan dan ilmu pengetahuan, namun juga akses terhadap kebutuhan persediaan barang,” ujar Fahmy. 

        Baca Juga: Tengah Fokus Bangun Ekosistem Digital Syariah, BTPN Syariah Berhasil Raup Laba Rp856 Miliar

        Seiring dengan berjalannya waktu, di mana pemberdayaan menjadi salah satu kekuatan utama pelayanan, Fachmi menyebutkan bila Bank pun turut bertransformasi untuk menyusun program pemberdayaan yang semakin inovatif melalui Tepat Daya Platform.

        “Sebuah platform yang memberikan akses bagi nasabah untuk belajar mandiri mengenai ilmu kewirausahaan serta platform bagi siapapun yang terpanggil untuk turut serta dalam program pemberdayaan BTPN Syariah sebagai seorang kontributor atau disebut Sahabat Daya,” terangnya. 

        Menurut Fahcmy guna mewujudkan mimpi Nasabah pembiayaan yang semakin beragam, Bank juga melihat perlunya berkolaborasi untuk mendapatkan akses persediaan dan memperluas akses pasar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk BTPN Syariah Venture Capital (VC).  

        “Melalui anak usaha ini, Bank akan lebih mudah berkolaborasi dengan partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depannya,” jelas Fachmy. 

        Baca Juga: Didongkrak Segmen korporasi, Kredit BTPN Tumbuh 10% di Semester I 2022

        Sebagai implementasinya, pendanaan perdana jatuh kepada start up platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga di kota tier 3-4 di pedesaan. Para nasabah BTPN Syariah yang telah melek teknologi lebih dulu dapat mengakses kebutuhan persediaan dan menjual produk mereka di aplikasi Warung Tepat yang telah terafiliasi dengan start up tersebut. Ini adalah bagian dari langkah-langkah transformasi Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sesuai aspirasi bank untuk menciptakan sharia digital ecosystem for unbanked.

         “Kami terus berupaya untuk bertransformasi melalui berbagai inovasi – inovasi yang adaptif dan tepat menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah kami, memastikan kehidupan mereka tumbuh menjadi lebih baik dan berarti. Tentunya bagi Bank ini menjadi ikhtiar dan fokus kami dalam mewujudkan aspirasi besar yakni, Sharia Digital Ecosystem for Unbanked. Kami meyakini bahwa upaya-upaya ini juga diharapkan semakin membuka peluang lebih luas lagi dalam melayani masyarakat inklusi di pelosok Indonesia secara berkelanjutan,” ucap Arief Ismail, Direktur BTPN Syariah.

        Sebagai informasi, Perseroan telah mempublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester satu tahun 2022 pada Juli lalu. Perseroan mencatatkan telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga Rp 11,8 triliun, menyalurkan pembiayaan sebesar Rp11,1 triliun dengan  menjaga Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF nett) sebesar 0,2%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 48,4%. Total aset tumbuh 16% menjadi Rp20,1 triliun dan mencatatkan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp856 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: