Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menkop-UKM Lantik Dr Yulius MA sebagai Deputi Bidang Usaha Mikro

        Menkop-UKM Lantik Dr Yulius MA sebagai Deputi Bidang Usaha Mikro Kredit Foto: Kemenkop-UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) kembali melakukan rotasi jabatan tingkat Eselon I Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kemenkop-UKM yang diharapkan akan makin meningkatkan kinerja kementerian agar lebih bermartabat dan kompeten.

        Dr. Yulius MA dilantik menjadi Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM menggantikan Ir. Eddy Satriya MA yang kini menjabat Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing. Pelantikan dilakukan oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki di Gedung Auditorium Lantai 2 Kantor KemenKopUKM, Jakarta, Selasa (20/9). Dalam kesempatan tersebut turut hadir seluruh pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kemenkop-UKM.

        Baca Juga: Kemenkop-UKM Gandeng Pemkab Kuningan Jajaki Pendirian Rumah Kemasan

        Menkop-UKM menegaskan, upaya mutasi, rotasi, serta promosi dalam sebuah organisasi termasuk di lingkungan Kemenkop-UKM adalah hal yang wajar. Penempatan pejabat diposisikan ke bidang yang tepat sesuai kompetensinya tidak lain untuk terus meningkatkan performa sistem birokrasi agar makin berintegritas. Selain itu, pejabat pun dapat menunjukkan kinerja terbaiknya sehingga mencapai karier yang baik.

        "Selamat kepada Pak Yulius atas jabatan barunya. Terima kasih kepada Pak Eddy Satriya yang telah membantu kedeputian usaha mikro. Diharapkan ke depan dengan jabatan barunya bisa membantu saya dalam merumuskan kebijakan yang tepat dalam pengembangan Koperasi dan UKM," ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/9/2022).

        Menteri Teten juga menekankan, saat ini Indonesia dan negara-negara di dunia tengah menghadapi situasi ekonomi yang tak mudah. Di mana terjadi deflasi, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi, lantaran harga pangan dan energi yang melonjak tajam.

        "Dampaknya pasti akan dirasakan oleh para pelaku usaha terutama usaha mikro yang mendominasi hampir 96 persen pelaku usaha di seluruh Indonesia yang sebagian besar dari mereka tak terserap di sektor formal atau pun pemerintahan sehingga membuka usaha secara mandiri dengan modal sendiri karena belum bisa mengakses pembiayaan formal," kata Menkop-UKM.

        Dia berharap, Deputi Bidang Usaha Mikro yang baru dilantik ini bisa bekerja secara sungguh-sungguh dengan hati. "Sebab yang kita urus ini orang-orang kecil yang ingin hidup sejahtera, tetapi mereka tidak punya kesempatan. Maka dari itu, kita semua harus bekerja dengan hati dan penuh semangat. Jika ada hambatan cari solusi dan jangan menyerah, ada usaha niat menolong. Insyaallah ada jalan keluar," katanya.

        Untuk usaha mikro, kata Teten, Kemenkop-UKM memiliki target dan program yang sangat ambisius. Targetnya, 30 persen pembiayaan perbankan diwajibkan disalurkan kepada UMKM, serta akses kredit melalui KUR Klaster yang terus dioptimalkan.

        Baca Juga: Akselerasi Rasio Kewirausahaan, Kemenkop-UKM Gelar Workshop di 3 Daerah

        "Sebagian besar mereka usahanya informal, maka kita bantu untuk urus bagaimana mereka punya badan usaha, memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), izin edar, BPOM, hingga sertifikasi halal, yang mayoritas usahanya juga bergerak di sektor kuliner," kata Menkop-UKM.

        Dari catatan Bank Dunia, sebanyak 49 persen UMKM menggunakan modal pribadi bahkan ada juga yang meminjam dari rentenir. Kehadiran Kemenkop-UKM harus bisa menjadi jalan keluar agar UMKM tak lagi mencari modal dari rentenir dengan mengakses KUR. "KUR Klaster menjadi solusi untuk UMKM dalam mendapatkan pembiayaan guna meningkatkan skala usahanya," kata Menteri Teten.

        Kemenkop-UKM, kata Teten, sangat memahami bahwa ada sebagian pelaku usaha yang tak bisa didorong untuk naik kelas karena masih berorientasi pada ekonomi subsisten yang hanya mengandalkan usahanya untuk menghidupi ekonomi rumah tangga.

        Mereka yang tak bisa naik kelas karena memang terbatas kompetensi SDM maupun akses pasarnya dan tak didukung supply chain, diharapkan Menkop-UKM menjadi fokus perhatian semua pihak untuk dibantu, didampingi, dan dipikirkan jalan keluarnya agar bisa tetap menjalankan usaha.

        "Bagi sebagian besar yang bisa di-scalling-up dilakukan pendekatan secara komprehensif agar tak berusaha sendiri-sendiri. Didorong agar masuk dalam koperasi. Kita sosialisasikan supaya pendekatan yang dilakukan makin tepat sasaran," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: